Pramuka Kwarcab Kota Bandung bertugas menurunkan bendera pada penutupan acara peringatan 67 tahun KAA (24/4/2022) di Jalan Ir. Soekarno, Bandung. (Foto: Kautsar Fathurroyyan/Journativist)
JT – Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menggelar penurunan bendera negara peserta KAA dan bendera Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai rangkaian pertama acara penutupan peringatan 67 tahun KAA di Jalan Ir. Soekarno, Kota Bandung pada Minggu (24/4/2022). Penurunan bendera tesebut dilakukan oleh Pramuka Kwarcab Kota Bandung yang juga dihadiri oleh perwakilan Sahabat Museum KAA (SMKAA) dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penampilan marching band dan penyerahan tanda terima dari kepala Museum KAA, Dahlia Kusuma Dewi kepada Pramuka Kwarcab Kota Bandung.
Tidak hanya sampai disitu, acara penutupan peringatan 67 tahun KAA berlanjut pada Jamuan Teh Petang yang diselenggarakan di Gedung Merdeka. Acara ini mengundang 33 saksi sejarah KAA 1955 dan konferensi lanjutan lainnya seperti konferensi Islam Asia-Afrika. Selain itu, acara Jamuan Teh Petang juga dibuka untuk publik yang dapat disaksikan melalui platform Zoom Meeting dan Youtube.
Jamuan Teh Petang merupakan bagian dari rangkaian peringatan 67 tahun KAA yang bertemakan Recover Together, Recover Stronger. Direktur Jenderal IDP Kementrian Luar Negeri, H. E. Dr. Teuku Faizahsyah menjelaskan bahwasannya tema yang diangkat memiliki pesan universal yaitu pemulihan ekonomi secara bersama pasca-pandemi bagi kepentingan Indonesia beserta negara lainnya di kawasan Asia-Afrika.
Jamuan Teh Petang pada tahun ini mengangkat kisah salah satu tokoh yang berperan penting dalam pelaksanaan KAA 1955 yaitu Ketua Komite Ekonomi Prof. Roosseno Suryo Hadikusumo. Capaian beliau terkait kerjasama ekonomi melalui kerja diplomasi diharapkan dapat mendorong semangat dalam upaya kebangkitan dan pemulihan ekonomi Indonesia saat ini.
Sesi bincang-bincang tokoh sejarah pada kali ini menghadirkan putri kelima Prof. Roosseno yaitu Amalia Rosseno. Tidak hanya itu, pengepul mobil KAA 1995 Abah Landung, fotografer KAA 1995 Inen Rusnan, dan perwakilan keluarga Menteri Mahmud Montaser sebagai ketua delegasi dari Libya yang didampingi oleh Amar Ma’ruf pun turut hadir dalam sesi bincang-bincang tokoh sejarah.
Kepala Museum KAA, Dahlia Kusuma Dewi dalam sambutannya menjelaskan bahwa acara ini dimaksudkan untuk menjembatani antar generasi dalam memahami dan melestarikan nilai-nilai sejarah sehingga dapat dijadikan inspirasi positif.
“Kami harap acara Jamuan Teh Petang ini bersama saksi sejarah KAA dapat menjadi bagian dari upaya kami untuk terus merawat semangat Bandung yang tidak pernah padam dalam memberikan kontribusi pada perdamaian dunia”
Bertepatan juga dengan hari jadi Museum KAA yang ke-42, pihak museum me-launching Prangko Prisma Peringatan 67 Tahun KAA yang merupakan hasil kerjasama antara Museum KAA dan PT. POS Indonesia kantor utama cabang Kota Bandung. Perangko tersebut dijadikan cinderamata untuk perwakilan negara-negara sahabat Asia-Afrika yang hadir sebagai penanda semangat untuk pulih dan bangkit bersama.
Penulis : Kautsar Fathurroyyan dan Putri Saiba
Editor : Nabila Eva Hilfani