Oleh Syahrani Khoirunnisa
Dalam syahdunya semesta aku memuncakkan emosi
Kadang kala berdifusi dengan nestapa yang berdiam diri
Aku merakit pilu pada aksara yang mengabu
Bertanya, merenungi, perihal apa dan siapa yang kuresapi dalam aksara ini
Aku memohon, meluruhkan sekujur tubuh
Ia tak lagi istimewa pada setiap bait yang terjaga
Bosan, kataku, aksaraku telah lama menjelma sunyi
Penaku telah lama kaku dan hilang kendali
Syukurlah, waktu yang mengalir menabur harsa di penghujung nestapa
Sebab, tuan,
Tak ada tuan yang aku dambakan
Tak ada tuan yang harus kutabur indah pada setiap aksara
Desir nestapa merelakan aksaraku dijelma kesunyian
Kubiarkan ia mengalir layaknya air di samudra insan yang tenang
Aksaraku, tidak ada yang memiliki, hanya ada kebebasan mengalir dan mendekap erat pada setiap baitnya yang terjaga
Aku,
Menaruh serpihan harap seluas samudra pada aksaraku yang mengabu
Layaknya armada yang berlayar tak henti
Semoga ia mengarungi lautan yang luas tanpa bersanding dengan kata terbatas