Home / Sejarah

Sabtu, 14 September 2024 - 20:41 WIB

Apartheid, Peristiwa Supremasi  Kulit Putih di Benua Afrika

Papan Peringatan semasa Apartheid(Roling Store).

Papan Peringatan semasa Apartheid(Roling Store).

SMKAA-Pada tahun 1910, banyak negara yang dibawah Inggris seperti Transvaal, Negara Bebas Oranye, Koloni Natal,dan Tanjung Harapan, yang membentuk sebuah Federasi dan menjadi negara Independen dari Inggris bernama Uni Afrika Selatan (Union of South Afrika). Dilansir dari Britannica. Meskipun sudah merdeka, tetap Uni Afrika Selatan masih dibawah Kerajaan Inggris karena kemerdekaan yang diberikan hanya untuk  pemerintahan  (Responsible Government). Tapi, untuk menjadi Raja di Afrika Selatan yang diwakili oleh Gubernur Jenderal hanya sampai pada tahun 1961, ketika Afrika Selatan secara resmi merdeka sepenuhnya dari Inggris dan menjadi negara Republik. Apartheid sendiri baru muncul pada saat  Partai Nasional yang didominasi oleh Orang Afrikaner yang mempunyai prinsip Supremasi Kulit Putih pada tahun 1948. Yang pada puncaknya Ketua Partai Nasional D.F. Malan diangkat menjadi Perdana Menteri Afrika Selatan. Untuk selengkapnya akan dijelaskan dibawah ini;

Latar Belakang

Dilansir dari Britannica, Apartheid  adalah nama kebijakan yang mengatur hubungan antara minoritas kulit putih dan mayoritas kulit berwarna di Afrika Selatan selama abad ke-20.Nama apartheid pertama kali digunakan sekitar tahun 1948 untuk menggambarkan kebijakan diskriminasi rasial yang dianut oleh pemerintah minoritas kulit putih. Apartheid menentukan di mana warga Afrika Selatan, berdasarkan ras mereka, dapat tinggal dan bekerja, jenis pendidikan yang dapat mereka terima, dan apakah mereka dapat memilih. Jadi, Apartheid dapat didefinisikan sebagai pemisahan ras dan baru diterapkan sepenuhnya setelah Afrika Selatan menjadi Republik. Awal munculnya ideologi tersebut perlunya kita melihat dari Sejarah sebelum kemerdekaan Afrika Selatan. Pada saat itu yang dilansir dari History of Mandela, setelah Inggris mencapai wilayah negara Republik Boer seperti Republik Afrika Selatan( Transvaal) dan Negara Bebas Oranye, banyak orang-orang Boer atau terkadang disebut Afrikaans yang merasa kalau tanah air mereka sudah direbut oleh penjajah, padahal orang Afrikaans sendiri sebetulnya orang Belanda yang tertinggal di Afrika Selatan ketika pada saat itu memang Belanda melalui VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) menjajah wilayah Tanjung Harapan. Tapi, ketika terjadi perang Napoleon yang mana Belanda sedang memihak ke Perancis yang akhirnya wilayah itu direbut oleh Inggris. Setelah perang Napoleon, banyak orang Belanda yang masih tinggal di Tanjung Harapan yang pada puncaknya mereka pindah berbondong-bondong ke Wilayah Utara yang dikenal sebagai Peristiwa Great Trek. Setelah banyak mengungsi inilah yang akhirnya memikirkan untuk membuatkan sebuah negara baru dan disitulah dikenal negara Transvaal dan Negara Bebas Oranye.

Singkatnya, Orang-orang Afrikaans merasa bahwa orang Inggris  adalah penjajah dan perusak yang akhirnya mereka punya pemikiran radikal yang puncaknya membentuk sebuah organisasi yang bernama Afrikaner Bond. Tapi, setelah Inggris mengumumkan penyatuan Koloni atau Dominion di Afrika Selatan yang terdiri dari Tanjung Harapan, Koloni Oranye, Koloni Transvaal,dan Koloni Natal untuk disatukan menjadi Afrika Selatan dan merdeka dari Inggris, Orang-Orang Afrikaner sangat bangga karena kebudayaan dan bahasa mereka bisa digunakan. Sayangnya meskipun sudah diberi kesempatan merdeka, tetap mereka masih dikendalikan Inggris yang melalui Gubernur Jenderal. Sehingga, membuat orang Afrikaner marah dan meletusnya sebuah pemberontakan yang disebut Pemberontakan Maritz. Tapi, perang itu dimenangkan oleh Afrika Selatan dan sistem Apartheid sendiri sudah sedikit muncul dengan beberapa kebijakan yang dilansir dari History of South Africa seperti dibatasinya warga kulit berwarna untuk ikut pemilu dan sistem pengemudi.

baca juga  Kolaborasi AIESEC in Bandung KBR Media dan Future Lestari Wujudkan Impact Circle bagi Mahasiswa Bandung

Singkatnya pada tahun 1932, Perdana Menteri Afrika Selatan Hertzog mencabut peraturan wewenang intervensi Inggris. Pengubahan Bendera dan simbol lainnya  sampai pergantian Bahasa Belanda menjadi Bahasa Afrikaans sebagai Bahasa Resmi setelah Inggris. Tapi tahun 1936-1940, Afrika Selatan dilanda kekhawatiran antara mendukung Nazi, mendukung Inggris,atau Netral yang pada puncaknya banyak gerakan Fasis seperti Ossewagenbrandwag, National Socialist Gentile Party, dan National Socialist of South Africa yang bertujuan untuk mendukung Nazi dan diperluasnya supremasi kulit putih di Afrika Selatan. Pada akhirnya, gerakan itu bisa dihabisi dengan bantuan Inggris dan awalnya yang niatnya Afrika Selatan netral menjadi mendukung Inggris yang banyak orang Afrika Selatan ikut berperang melawan Blok Poros. Lalu setelah Perang Dunia II, mantan-mantan Orang Fasis itu banyak melebur ke partai Nasional yang akhirnya partai tersebut didominasi oleh mantan Fasis itu dan menang dalam Pemilu 1948 yang menyebabkan awalnya Kekuasaan Partai Nasional di Afrika Selatan yang munculnya sistem Apartheid.

Awal kemunculan Apartheid

Dilansir dari Britannica, Apartheid sendiri baru diresmikan tahun 1948 setelah Partai Nasional memenangkan Pemilu dan Ketua Partai Mr. Malan untuk jadi Perdana Menteri. Diskriminasi rasial telah lama ada di Afrika Selatan yang diperintah oleh kelompok minoritas kulit putih, Tapi praktik ini meluas di bawah pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Nasional (1948–1994), dan partai tersebut menamakan kebijakan segregasi rasialnya sebagai apartheid (bahasa Afrika: “keterpisahan”). Undang-Undang Pendaftaran Penduduk tahun 1950 mengklasifikasikan orang Afrika Selatan sebagai orang Bantu Kulit Berwarna (ras campuran), atau kulit putih; kategori Asia (India dan Pakistan) ditambahkan kemudian. Tindakan apartheid lainnya menentukan di mana warga Afrika Selatan, berdasarkan klasifikasi ras mereka, dapat tinggal dan bekerja, jenis pendidikan yang dapat mereka terima, apakah mereka dapat memilih, dengan siapa mereka dapat bergaul, dan fasilitas umum mana yang dapat mereka gunakan.

Setelah diterapkan Apartheid, setiap Pemilu hanya dilaksanakan oleh pemilih Kulit Putih . Sedangkan, kulit berwarna hanya bisa diam diri saja. Puncaknya tahun 1961, Ketika Afrika Selatan menjadi Republik, orang kulit berwarna disiksa dan ditindas oleh mereka sehingga hampir menewaskan banyak korban.

Situasi Apartheid Dan Munculnya Bantustan

Menurut Kompas.com, rezim Apartheid memberlakukan deskriminasi terhadap kaum kulit berwarna Afrika Selatan melalui hukum negara. Dalam hukum tersebut, terdapat pembagian ruang hidup antara ras-ras di Afrika Selatan. Golongan kulit putih memperoleh 87 persen wilayah Afrika Selatan, sedangkan kaum kulit berwarna hanya mendapat 13 persen. Deskriminasi kebijakan juga terjadi di bidang pendidikan, sosial dan budaya. Bahkan Perdana Menteri Afrika Selatan, Hendrik F Verwoerd menyebutkan bahwa sebuah kesalahan besar jika masyarakat Afrika Selatan hidup dalam kesetaraan dan persamaan hak. Maka, bisa digambarkan kalau orang-orang Kulit Putih memang ingin mendominasi Afrika Selatan secara keseluruhan yang puncaknya banyak warga Kulit Berwarna membentuk sebuah pergerakan yang bernama African National Congress (ANC) dan Bantustan. Dilansir dari Britannica, Bantustan (juga dikenal sebagai tanah air Bantu, tanah air orang kulit berwarna, negara bagian kulit berwarna atau hanya dikenal sebagai tanah air; bahasa Afrikaans: Bantoestan) adalah wilayah yang ditetapkan oleh pemerintahan Partai Nasional Afrika Selatan untuk penduduk kulit berwarna di Afrika Selatan dan Afrika Barat Daya (sekarang Namibia), sebagai bagian dari kebijakan apartheidnya. Artinya, banyak orang kulit berwarna yang membentuk Pemerintahan sendiri dan ada juga yang menjadi negara. Lalu, kebijakan Apartheid ini banyak ditentang oleh Dunia Internasional salah satunya Konferensi Asia Afrika 1955 yang menentang adanya sistem pemisahan dan perlunya kesetaraan dan termasuk Amerika Serikat memberi sanksi ekonomi terhadap Afrika Selatan yang menyebabkan anjloknya keuangan mereka. Tapi, meskipun sudah dilakukan oleh Dunia Internasional, tetap mereka tidak berubah malah semakin ganas terhadap warga kulit berwarna. Maka, sudah banyak negara-negara Dunia yang mengecamnya.

baca juga  Selain Melahirkan Gerakan Non Blok, KAA 1955 Ternyata Pernah Ada Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika, Ini Fakta Sejarahnya

Singkat cerita bahwa tahun 1985, Pemerintahan Afrika Selatan mengalami krisis konstitusi yang menyebabkan jabatan kepala Pemerintahan yang sebelumnya dipegang oleh Perdana Menteri menjadi dipegang oleh Presiden Negara(State President) yang membuat sistem di Afrika Selatan semakin kacau. Tapi Angin kebebasan pun sudah sedikit tiba dimata, wilayah Afrika Barat Daya yang dulu menjadi bagian dari Afrika Selatan telah melepaskan diri dari Afrika Selatan dan membentuk negara sendiri yang disebut Namibia ditambah dengan banyaknya kerusuhan di seluruh Afrika Selatan .

 Runtuhnya Rezim Apartheid

Setelah Nelson Mandela dinyatakan bebas bersyarat pada tahun 1992, banyak warga Kulit Berwarna dan Putih menjadi harmoni antar sesama warga Afrika Selatan. Tapi, tidak aman bagi Presiden Negara yang mana banyak dari anggota Legislatif mereka yang meminta untuk diturunkannya Presiden Negara De Klerk dari jabatan atas dia membebaskan Nelson Mandela dan ANC. De Klerk dicap pengkhianat dan sudah melanggar konstitusi negara yang pada akhirnya ketika De Klerk menyampaikan Pidato di parlemen, banyak dari Partai Oposisi dan beberapa Anggota Partai Nasional yang keluar dari Parlemen atas mereka muak dengan Presiden. Singkatnya, pada tahun 1994, akhirnya Pemilu pun dimulai dan akhirnya partainya Nelson Mandela menang telak dalam pemilu. Sehingga, Nelson Mandela diangkat menjadi Presiden dan menjadi satu-satunya Presiden Afrika Selatan yang dari Kulit Berwarna atau pribumi. Jadi, bisa dibayangkan betapa ngerinya Apartheid pada waktu itu. Nasib Partai Nasional sendiri sekarang sudah dibubarkan karena banyak warga Kulit Putih yang sudah terlanjur dengan kekecewaan yang dilakukan oleh De klerk semasa beliau dengan partainya berkuasa.

Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus

Editor: JT/Cellinda Utami Koesuwandani

Share :

Baca Juga

Berita

Arti dan Makna Penting Dasasila Bandung Hasil Komunike Akhir KAA 1955

Sejarah

Museum Preanger Penghormatan Untuk CP.Wolff Schoemacker

Sejarah

Tragedi Kashmir Princess: Serangan Terhadap Diplomasi China dalam Konferensi Asia Afrika

Sejarah

Udah Tahu Belum? Ini Perjalanan Sejarah Panjang Gedung Merdeka dan MKAA dari Masa ke Masa

Sejarah

Intelijen KMT Hampir Gagalkan Konferensi Asia Afrika 1955

Sejarah

Jarang Diceritakan, U Nu Seorang Nasionalis Myanmar Yang Juga Pelopor KAA

Berita

Jarang Diketahui Orang, Ternyata Bali Juga Pernah Jadi Tuan Rumah Konferensi Pengarang Asia-Afrika 1963

Sejarah

Museum Geologi Bandung: Dulu dan Kini