Home / Sejarah

Jumat, 26 Juli 2024 - 15:03 WIB

Intelijen KMT Hampir Gagalkan Konferensi Asia Afrika 1955

PM Republik Rakyat Tiongkok, Zhou Enlai/ Foto: Istimewa via Wikipedia.

PM Republik Rakyat Tiongkok, Zhou Enlai/ Foto: Istimewa via Wikipedia.

SMKAA-Saat ini banyak dari para pembaca bertanya-tanya kok bisa ada ledakan pesawat delegasi di Laut Natuna dan siapa pelakunya? Akhirnya ketemulah jawaban bahwa sebenarnya ada 2 lembaga intelijen yang hampir mengagalkan jalannya Konferensi Asia Afrika.

Salah satu intelijen inilah yang mau dibahas disini dimana intelijen ini memang musuh terbesar dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) hingga saat ini dan mereka berasal dari negara yang sebenarnya pernah berperan di Pemerintahan Tiongkok Daratan. Biar tidak penasaran siapa mereka sebenarnya, berikut kisah selengkapnya.

Latar Belakang KMT

Kuomintang atau disingkat KMT merupakan sebuah partai nasionalis terbesar di Republik Tiongkok(Taiwan) saat ini serta partai tertua dalam sejarah Tiongkok Modern yang mana partai tersebut didirikan pada 20 Agustus 1905 yang pada saat itu bernama Tongmenghui.

Partai Kuomintang sendiri juga merupakan sebuah partai Revolusioner yang bertujuan berdirinya sebuah negara Republik di tanah Naga tersebut dengan slogan “ Five Races Under One Union” atau lima ras di bawah satu persatuan. Lalu, pada tahun 1927 nama dari Tongmenghui berganti nama menjadi Partai Kuomintang/Partai Nasionalis .

Menurut Britannica, Partai Kuomintang adalah partai politik yang memerintah seluruh atau sebagian daratan Tiongkok dari tahun 1928 hingga 1949 dan selanjutnya memerintah Taiwan di bawah Chiang Kai-Shek dan para penerusnya untuk sebagian besar waktu sejak saat itu.

Awalnya merupakan liga revolusioner yang bekerja untuk menggulingkan monarki Tiongkok, Partai Nasionalis menjadi partai politik pada tahun pertama Republik Tiongkok (1912). Partai tersebut berpartisipasi dalam parlemen Tiongkok pertama, yang segera dibubarkan oleh kudeta (1913).

Kekalahan ini mendorong pemimpinnya, Sun Yat-sen, untuk mengorganisasikannya lebih ketat, pertama (1914) berdasarkan model perkumpulan rahasia Tiongkok dan, kemudian (1923–24), di bawah bimbingan Soviet, berdasarkan model Partai Bolshevik. Partai Nasionalis berutang keberhasilan awalnya sebagian besar pada bantuan dan saran Soviet dan pada kerja sama yang erat dengan komunis Tiongkok (1924–27).

Dalam perjalanannya Partai Kuomintang sendiri memiliki Ideologi San Min Chu I atau Tiga Prinsip Dasar yang diciptakan oleh Sun Yat Sen. Partai ini pun memiliki paramiliter yang bernama KMT dimana mereka bertugas sebagai pertahanan partai serta tentara Republik Tiongkok baik pada saat era Panglima Perang, Perang Sipil Tiongkok I, Invasi Jepang ke Tiongkok ,dan Perang Sipil II yang pada akhirnya mereka mengalami kekalahan. Namun, Menurut Oxford Press, Republik Tiongkok sebetulnya tidak diundang di Konferensi Asia Afrika.

baca juga  Konferensi Buruh Asia Afrika: Memperkuat Solidaritas dan Kerjasama

Namun, Republik Tiongkok mengamati dan memberikan perhatian pada KAA. Mereka khawatir bahwa KAA akan digunakan sebagai forum oleh Republik Rakyat Tiongkok untuk memperluas pengaruhnya di antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka. Selain itu, Republik Tiongkok juga khawatir bahwa KAA akan mendukung posisi Republik Rakyat Tiongkok dalam berbagai isu internasional.

Sehingga, mereka menggunakan berbagai cara agar Konperensi tersebut mudah digagalkan. Lalu, menurut detik.com yang sempat menelusuri nota resmi mantan perdana menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo Di salah satu sudut ruangan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo menerima nota rahasia dari koleganya, Perdana Menteri Cina Zhou Enlai.

Nota itu disampaikan melalui Sekjen Konperensi Roeslan Abdulgani disebut Zhou meminta perhatian pemerintah Indonesia karena berdasarkan laporan intelijen kedutaannya di Jakarta, ada gerak-gerik mencurigakan dari sekelompok orang Tiongkok anggota (KMT).

Saat melawan pemerintah Tiongkok Daratan (RRT) , KMT disebut banyak mendapat dukungan dari dunia Barat. Diperkuat yang mana menurut Dangjian.com disebut Mulai bulan Februari 1955, Zhou Enlai memulai persiapan pertemuan, dengan mempertimbangkan situasi kompleks yang dihadapi para peserta. Di antara 29 negara peserta konperensi, hanya 7 yang menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok.

Beberapa dari 21 negara lainnya tidak pernah memiliki kontak dengan Republik Rakyat Tiongkok dan mencurigainya, bahkan ada yang mempertahankan ” diplomasi” dengan otoritas Kuomintang. hubunganya lebih menggetarkan lagi adalah setelah mengetahui partisipasi delegasi Tiongkok dalam konferensi tersebut, otoritas Kuomintang merencanakan konspirasi untuk membunuh Zhou Enlai. Disilah yang membuat Delegasi RRT meminta pada Indonesia untuk segera adanya keamanan ketat.

Kisah KMT saat era Konperensi Asia Afrika 1955

Masih menurut Dangjian.com disebut pada tanggal 11 April, dinas rahasia Kuomintang Taiwan di Hong Kong memerintahkan Zhou Ju, seorang anggota staf darat yang bekerja di Bandara Kai Tak Hong Kong, untuk memasang bom waktu di dekat kabin Princess Kashmir yang disewa oleh delegasi Tiongkok ketika pesawat itu lewat. melalui bandara Hong Kong.

Kesebelas anggota delegasi Tiongkok dan Vietnam serta jurnalis Tiongkok dan asing yang menyertainya tewas, menciptakan insiden Princess Kashmir yang mengejutkan Tiongkok dan dunia.Karena Zhou Enlai sebelumnya dijadwalkan bertemu dengan perdana menteri Myanmar, India dan Mesir di Yangon, ia mengubah jadwalnya untuk sementara waktu. Rencana agen Kuomintang untuk membunuh Zhou Enlai gagal.Sehingga pada akhirnya, Zhou Enlai datang ke Bandung pada tanggal 17 April 1955.

baca juga  Sate Madrawi, Hidangan Sate Untuk Delegasi Konferensi Asia Afrika 1955

Ditambah yang mana masih juga menurut detik.com disebut tokoh-tokoh KMT dari seluruh Indonesia sudah berkumpul di suatu tempat di Bandung yang mana menurut mantan perdana menteri tersebut bilang mereka pura-pura mengunjungi pesta perkawinan dari anak salah satu pedagang besar Cina di Bandung, Sehingga, pada akhirnya Ali Sastroamidjojo pun bergegas untuk mengadakan rapat bersama Gubernur Jabar Sanusi Hardjadinata, Jenderal Alex Kawilarang,dan Kepala CPM Kolonel Rusli Ali menginstruksikan mereka untuk memperketat penjagaan keselamatan Zhou.

Zhou juga menginstruksikan supaya orang-orang Tiongkok yang sedang berpesta itu diawasi polisi sedemikian rupa agar tidak bisa menjalankan gerak-gerik yang mencurigakan.Lalu, menurut China Agricultural University News, disebut sebelum Konferensi Bandung, dinas rahasia Kuomintang menciptakan insiden “Princess Kashmir” dan berusaha membunuh delegasi Tiongkok, termasuk Zhou Enlai.

Meski konspirasi ini berhasil digagalkan oleh delegasi Tiongkok yang dipimpin oleh Zhou Enlai, namun tetap saja berdampak negatif. Namun, walaupun adanya pengintaian dari KMT, tetap Republik Rakyat Tiongkok khususnya delegasi aman dan baik ketika menjalankan diplomasi selama Konperensi tersebut. Namun, yang jadi pertanyaan siapakah jenderal KMT yang berperan atas insiden Princess Kashmir.

Maka, jawabannya yang mana menurut Military Wiki disebut Steve Tsang yang mana beliau penelitian yang  mengumpulkan bukti dari arsip Inggris, Taiwan, Amerika, dan Hong Kong yang menunjuk langsung kepada agen KMT yang beroperasi di Hong Kong sebagai pelaku pengeboman pesawat. Menurutnya, KMT memiliki kelompok operasi khusus yang ditempatkan di Hong Kong yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan sabotase. Disebut sebagai Kelompok Hong Kong di bawah Mayor Jenderal Kong Hoi-ping, kelompok ini mengoperasikan jaringan yang terdiri dari 90 agen.

Pada bulan Maret 1955, kelompok tersebut merekrut Chow untuk pembunuhan tersebut karena pekerjaannya di bandara memberinya akses mudah ke pesawat Air India, dan menawarinya HK$600.000 dan perlindungan di Taiwan. Jadi, betapa seramnya operasi ini hanya karena ingin mengagalkan Konferensi Asia Afrika, yang pada akhirnya konferensi inipun sukses dan menjadi Konperensi pertama yang digelar oleh perbedaan negara, agama, suku, dan lainnya di Asia Afrika.

Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus

Editor: JT/Muhamad Iqbal Alhilal

Share :

Baca Juga

Berita

79 Tahun Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka Melalui Diplomasi

Berita

{That Country No Longer Exist} British Gold Coast, Salah Satu Negara Peserta KAA 1955 Yang Sudah Hilang Di Peta

Sejarah

Selain Jadi Tempat Menginapnya Delegasi KAA, Hotel Preanger Ternyata Pernah Kedatangan Charlie Chaplin dan Amelia Earthart Lho

Berita

{THAT COUNTRY NO LONGER EXIST} Negara Vietnam Selatan,Salah Satu Negara Konferensi Asia Afrika Yang Sudah Bubar Negaranya Saat Ini

Berita

{That Country No Longer Exist} Kerajaan Laos, Salah Satu Negara Peserta KAA 1955 Yang Sekarang Menjadi Negara Republik

Sejarah

Jarang Orang Tahu, Angklung Pernah Tampil 69 Tahun Silam di Acara Konferensi Asia Afrika

Berita

Sate Madrawi, Hidangan Sate Untuk Delegasi Konferensi Asia Afrika 1955

Sejarah

Mengenal Sosok Gamal Abdel Nasser: Dari KAA ke Nasionalisasi Terusan Suez