Home / Sejarah / Tokoh

Sabtu, 14 September 2024 - 10:25 WIB

Konferensi Buruh Asia Afrika: Memperkuat Solidaritas dan Kerjasama

(Dokumentasi Konferensi Buruh Asia Afrika

(Dokumentasi Konferensi Buruh Asia Afrika

SMKAA-Tahun 1955, Konferensi Asia Afrika akhirnya dilaksanakan, ini menjadi awal deklarasi Dasasila Bandung (Semangat Bandung) yang meneruskan beberapa Konferensi yang menyesuaikan bidangnya seperti Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, Konferensi Wanita Asia Afrika dan Konferensi Asia Afrika lainnya. Bertujuan untuk menciptakan perdamaian di Asia Afrika bahkan Dunia, tapi ada satu Konferensi Asia Afrika yang menggerakkan kaum buruh seluruh Negara Asia Afrika di tahun 1965 . Untuk lebih jelasnya, bisa lihat di artikel dibawah ini:

Latar Belakang

Dilansir dari 20 Tahun Kemerdekaan Indonesia 1965. Sejak berhasilnya menjalankan KAA 1955 di Bandung, banyak dari delegasi berpikir butuhnya pergerakan Asia Afrika lewat KAA golongan lain agar dapat ditemukan rencana dan cara untuk mengadakan tindakan yang terkoordinasi, dengan tujuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama yang muncul di negara-negara baru di Asia Afrika :

  1. Konferensi Mahasiswa Asia Afrika di Bandung (Tahun 1956)
  2. Konferensi Wartawan Asia Afrika di Tokyo (Tahun 1956)
  3. Konferensi Ahli Hukum Asia Afrika di New Delhi (Tahun 1957)
  4. Konferensi Solidaritas Rakyat Asia Afrika (Tahun 1958)
  5. Konferensi Ahli Hukum Kedua di Conarcky (Tahun 1961)
  6. Konferensi Solidaritas Rakyat Asia Afrika di Moshi (Tahun 1963)
  7. Konferensi Wartawan Asia Afrika di Jakarta (Tahun 1963)

Begitupun dikalangan buruh yang dirasakan perlu adanya pertemuan antar Serikat-Serikat Buruh Asia Afrika.

Masih dilansir dari 20 Tahun Indonesia Merdeka, Di Indonesia sendiri S.B-S.B telah mempunyai gagasan itu sejak 1954 sebelum adanya KAA 1955 . Tetapi, karena belum adanya pergerakan dunia yang dikenal sekarang, baru ditahun 1962 gagasan Konferensi Buruh Asia Afrika dapat bentuk-bentuk yang lebih nyata.

Jadi, berhubung dengan kesadaran politik yang selalu bertambah, maka para buruh dan Serikat Buruh A-A punya cita-cita adanya kerjasama dan saling bantu membantu dalam perjuangan mereka terhadap penindasan, bukan hanya dalam rangka Nasional, tapi dengan munculnya solidaritas Internasional.

Sebagai akibat dari berkuasanya kolonia, tingkat penghidupan rakyat dan buruh sangat rendah. Sumber Daya Alam yang melimpah sudah di eksploitasi dan di bawa pergi oleh Kolonial, sedangkan buruh dan rakyat Asia Afrika menderita. Maka perjuangan untuk memperbaiki keadaan yang mendesak ini tidak bisa dilepaskan dari perjuangan melawan Imperialis, Kolonialis dan Neo Kolonialis. Pemutusan belenggu-belenggu itu tidak dapat memperbaiki keadaan yang sangat membutuhkan di negaranya sendiri.

Masalah upah rendah dan pendapatan nasional yang tidak merata karena adanya diskriminasi upah antara buruh laki-laki dan perempuan, keadaan kesehatan dan syarat kerja yang buruk masih harus dihadapi bersama-sama oleh buruh di seluruh Asia Afrika.

Disamping itu sebagai akibat dari penindasan kolonialis perkembangan tingkat kebudayaan rakyat dan kebudayaan nasional juga dihilangkan, sedangkan kerjasama dibidang kebudayaan dipatahkan.

baca juga  79 Tahun Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka Melalui Diplomasi

Jadi supaya dapat diatasi segala kesulitan yang dihadapi bersama di Asia Afrika, gabungan Serikat Buruh Asia Afrika merasa harus adanya tukar menukar pengalaman dan konsep dari setiap Serikat Buruh Asia Afrika lainnya. Berdasarkan Dasasila Bandung yang punya nilai saling bantu membantu, kerjsama internasional dan solidaritas. Semua gabungan Serikat Buruh antar negara Asia Afrika tujuannya untuk mempertahankan kemerdekaan Negara-Negara Asia Afrika. Mempertahankan hak kebebasan demokrasi bagi buruh dan rakyat, perkembangan sosial dan perdamaian dunia. Jadi para Serikat Buruh Asia Afrika membuat Konferensi yang melibatkan Buruh di Negara-Negara Asia Afrika yang disebut Konferensi Buruh Asia Afrika.

Masih dilansir dari 20 Tahun Indonesia Merdeka, memperkuat kerjasama berdasarkan persahabatan, memperluas serta meperkokoh persatuan Buruh Asia Afrika tanpa memandang Ideologi. Masing-masing organisasi,kerjasama dengan buruh A-A adalah penting mengingat bahwa mereka mepunyai kepentingan bersama, mengingat pula bahwa kepentingan buruh A-A harus diurus oleh mereka sendiri.

Kerjasama tersebut penting dalam melanjutkan perjuangan melawan Imperialism, Kolonialisme dan Neo Kolonialisme, serta memperoleh dan mengkoordinasikan kemerdekaan nasional mempertahankan hak-hak demokrasi serta mencapai perkembangan sosial dan mempertahankan hak-hak demokrasi serta mencapai perkembangan sosial dan mempertahankan perdamaian dunia.

Memperkuat solidaritas internasional antara Buruh A-A ini adalah sesuai dengan prinsip-prinsip Dasasila Bandung tahun 1955 serta konperensi-konperensi lainnya.

Sejarah dan Persiapan KBAA

Dilansir dari Peringatan Konperensi Asia Afrika 1964, sesudah mengadakan penelitian yang seksama tentang keadaan Serikat Buruh Asia Afirka, Seketariat Bersama Gabungan-Gabungan Serikat Buruh Indonesia membentuk sebuah Panitia persiapan sementara tahun 1962, atas dasar pertimbangan yang mana situasi sudah cukup matang untuk mengambil langkah-langkah konkrit kearah penyelengaraan Konferensi Buruh Asia Afrika

Pada akhir 1962, Panitia itu dibubarkan karena sudah selesai dengan tugasnya dan selanjutnya Seketariat Bersama Gabungan-Gabungan Serikat Buruh sendiri dengan seluruh kekuatannya yang menghadapi masalah persiapan KBAA.

Seruan untuk semua Serikat Buruh Asia Afrika yang dikeluarkan dalam tiga tahun terakhir disusul dengan dikeluarkannya sebuah garis umum dan garis-garis pokok bagi suatu KBAA pada permulaan tahun 1963, dengan memakai bahan-bahan KAA 1955, KTT Belgrade 1961 dan bahan-bahan lainnya yang sementara itu diajukan oleh berbagai Serikat Buruh Asia Afrika.

Dari Serikat-Serikat Buruh A.A diterima sambutan-sambutan hangat terhadap garis umum dan garis-garis pokok itu. Meskipun, untuk lebih membentangkan persoalannya, setiap kesempatan yang ada oleh Sekretariat bersama digunakan untuk mengadakan hubungan langsung dengan berbagai Serikat Buruh Asia Afrika yang bertujuan mendistribusikan dokumen yang akan dijadikan dasar pembahasan masalah bersama dalam suatu konferensi internasional.

baca juga  Konferensi Wanita Asia Afrika 1958

Menjelang akhir Oktober 1963 oleh Sekretariat Bersama diterima pernyataan-pernyataan dukungan dari 36 Negara Asia Afrika yang meliputi 77 organisasi buruh. Sementara itu semua pernyataan bersama secara bilateral telah diadakan oleh semua Serikat Buruh tentang dukungan terhadap terselengaarakannya suatu KBAA.

Berdasarkan kenyataan itulah, maka pada awal 1963 oleh Sekretariat Bersama mengeluarkan undangan ke 17 negara sponsor untuk menghadiri Konferensi. Persiapan Konferensi Buruh Asia Afrika yang direncanakan akan diadakan dari 27 Oktober-02 November 1963.

Kehadiran pada Konferensi Pendahuluan KBAA

Dilansir dari 20 Tahun Kemerdekaan Indonesia, banyak tamu-tamu Negara Asia Afrika yang mewakili Serikat Buruh seperti:

  1. Zenkenro dari Jepang : 1 orang
  2. NATU dari Philipina  : 2 orang
  3. FAFLU dari Philipina : 1 orang
  4. GTUC dari GHANA   : 2 orang
  5. UNTM dari Mali        : 2 orang
  6. UMT dari Maroko      : 2 orang
  7. VFTU dari Vietnam   : 2 orang
  8. ACFTU dari RRT       : 11 orang
  9. CLF dari Sri Langka   : 1 orang
  10. SLFPTUF, DWC, CC, CTUF, dari Sri Lanka : 6 Orang
  11. AUCCTU dari Uni Soviet : 4 orang

Hasil Konferensi

Seruan Jakarta: Menegaskan pentingnya kerjasama dan solidaritas Asia Afrika.

Sejak Berhasil konperensi A-A di Bandung pada tahun 1955, usaha yang besar telah dilakukan untuk merintis jalan bagi kerjasama yang lebih erat dan untuk memperkokoh solidaris A-A . Semangat Konperensi Bandung telah dilanjutkan diberbagai konperensi dalam mana rakyat-rakyat A-A mengambil bagian , seperti misalnya konperensi Beograd dalam tahun 1961,Konperensi Moshi 1963 dan baru-baru ini konperensi Addis Abba dalam bulan Mei 1963.

Dorongan bagi perkembangan ini bersumber pada kenyataan bahwa dikalangan negara-negara Asia Afrika memang terdapat persamaan dan kepentingan dalam landasan pokok yang mereka hadapi. Dalam usaha mengembangkan persatuan A-A., Gerakan buruh Asia dan Afirka memegang peranan Istimewa dan terkemuka. Dengan menyadari kenyataan ini . 71 Gabungan Serikat Buruh dari 32 negara AA menjetudjui usul Sekretariat Bersama Gabungan Serikat-Serikat Buruh Indonesia untuk menjelenggarakan suatu konperensi Buruh A-A.

Selain daripada yang tersebut terdahulu, konperensi mencapai kebulatan mengenai tiga pokok persoalan jaitu:

  1. Bidang Politik yang meliputi masalah :

1. Perjuangan pembebasan nasional

2. Perjuangan untuk kemerdekaan ekonomi

3. Perjuangan untuk demokrasi dan kemajuan sosial

4. Perjuangan untuk perdamaian Dunia

5. Perjuangan untuk persatuan dan solidaritas internasiional.

  • Bidang organisasi untuk menetapkan waktu,tempat ,acara,peserta dan pembentukan sebuah peniatia kerja bagi KBAA.
  • Bidang pembiayaan yang akan didasarkan pada saling membantu dan tanggung jawab bersama.

Menurut rencana Konperensi Buruh Asia Afrika akan diselenggarakan dalam pertengahan tahun 1965.

Jadi, Konferensi Buruh Asia Afrika memang sempat menjadi pergerakan perdamaian bagi kaum buruh di seluruh Asia Afrika.

Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus

Editor: JT/Friska Damayanti

Share :

Baca Juga

Sejarah

Federasi Afrika Tengah, Satu-Satunya Negara Yang Tidak Ikut KAA 1955

Tokoh

Api Semangat Nelson Mandela di Gedung Merdeka

Sejarah

Wisata Alam Bandung di Masa Kolonial

Sejarah

Selain Melahirkan Gerakan Non Blok, KAA 1955 Ternyata Pernah Ada Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika, Ini Fakta Sejarahnya

Berita

79 Tahun Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka Melalui Diplomasi

Berita

Sate Madrawi, Hidangan Sate Untuk Delegasi Konferensi Asia Afrika 1955

Journativist

Jejak Kekayaan Budaya Indonesia: Dari Daratan hingga Lautan, Dari Bhineka Tunggal Ika hingga Banda Neira

Tokoh

Belajar Perjuangan Bangsa dari Sosok Ali Sastroamidjojo