Home / Global Literasi / Resensi

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 19:16 WIB

Resensi Novel “Jika Lukamu Sedalam Laut: Ikhlasmu Harus Seluas Langit”

Oleh Tiara Bela Oktaviani

Judul Buku: Jika Lukamu Sedalam Laut, Ikhlasmu Harus Seluas Langit

Penulis: patahan.ranting

Jumlah halaman: 156 halaman

Penerbit: Mediakita

Tahun publikasi: 2023

Orientasi
Novel ini mengangkat tema percintaan dengan beralurkan waktu alur maju dan mundur, novel ini mampu membius para pembaca khususnya pembaca yang pernah ataupun sedang di posisi ditinggalkan tanpa sebab, namun tak berani juga untuk mencari pengganti, akan tetapi memiliki keyakinan untuk kelak bahagia. Dengan kata lain, novel ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan asmara terkadang perlu melewati fase rasa sakit untuk sembuh, baik sembuh oleh orang lain maupun oleh diri sendiri.

Sinopsis
Banyak orang yang memilih untuk menyendiri setelah mengalami patah hati, hanya untuk sekedar menikmati rasa sakit yang ia rasakan. Meskipun banyak yang menawarkan kebahagiaan terkadang orang tersebut akan tetap menolak terjebak dalam kesedihan. Seseorang yang menolak kebahagiaan terjadi karena masa lalu yang menyakitkan sehingga membuat hatinya keras seperti karang di lautan dan menganggap bahwa rasa cinta hanya sebagai sumber penderitaan. Seseorang yang memiliki rasa patah hati di masa lalu, menumbuhkan rasa ketakutan untuk membuka hati lagi karena takut ditinggalkan kembali yang pernah membekas kuat dalam benaknya. Dan seseorang itu enggan untuk merasakannya lagi.

Siapapun yang pernah memperjuangkan seseorang, pasti akan kecewa dan terluka jika yang diperjuangkan ternyata meninggalkan dan mematahkan sebuah harapan yang kiranya akan menjadi kebahagiaan. Namun, tak apa karena itu menjadi bukti bahwasannya seseorang tersebut merupakan sosok yang tulus.

baca juga  Bingkai yang Hilang - Paul Tedjasurja

Tidak ada seorang pun yang siap untuk menghadapi perpisahan, meskipun terucap ikhlas namun akan tetap ada bagian hati yang tak akan kembali sama. Novel ini menceritakan bagaimana seseorang bertemu lalu membuat jatuh hati, membuat seolah diinginkan, namun setelah diperjuangkan, orang tersebut mematahkan dan meninggalkan luka yang membekas.

Seseorang yang tulus mencintai ia akan memanjatkan doa, bersujud, memperbaiki diri, berusaha lebih keras untuk memantaskan diri bersanding dengan seseorang yang ia sayang. Namun, jika bukan yang diinginkan maka semuanya tidak akan pernah cukup. Buku ini bukan hanya sekedar menceritakan sakitnya patah hati namun mengajarkan bahwasannya seseorang yang patah hati perlu bangkit dari rasa sakit tersebut karena semua perjuangannya kelak akan mempertemukan sosok yang memang ditakdirkan. Dengan kata lain buku ini mengisahkan tentang bagaimana kekuatan cinta dalam diri akan menumbuhkan rasa keberanian untuk mengatasi luka dan menemukan arti sebenarnya dari memaafkan.

Kelebihan
Buku ini memiliki keistimewaan untuk mengingatkan seseorang bahwa sebuah luka yang dalam harus disembukan dengan rasa ikhlas yang luas. Narasi dalam buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang puitis namun sederhana untuk dipahami. Dalam buku ini juga terdapat banyak kalimat yang menyentuh hati serta quotable untuk dapat dibagikan pembaca.

baca juga  Colenak Murdi Putra: Sajian Perhelatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955

Selain itu, kalimat yang menyentuh hati ini juga memiliki makna yang tersurat dan tersirat guna memberikan moral kepada pembaca. Buku ini sangat tepat dibaca oleh pembaca yang sedang merasakan patah hati karena setiap halamannya akan membuat pembaca hanyut ke dalam perasaan sehingga pembaca akan merasa buku tersebut adalah kisah hidupnya.

Kekurangan
Kekurangan buku ini yaitu desain sampul yang kurang menarik dengan berwarna latar polos serta tulisan judul saja sehingga kurang menggambarkan buku yang layaknya sebagai penerang untuk pembaca yang mengalami patah hati.

Pesan Moral
Buku “Jika Lukamu Sedalam Laut: Ikhlasmu Harus Seluas Langit” memberikan pesan moral untuk pembaca yang tengah patah hati bahwasannya kita boleh merasakan patah hati namun jangan berlarut-larut karena itu tidak akan membuat luka tersebut sembuh. Tak apa jika seseorang yang mengalami patah hati sedang menikmati lukanya. Namun, seseorang yang tengah patah hati harus menentukkan proses dan cara untuk sembuh dari luka tersebut agar mampu menumbuhkan rasa ikhlas sehingga kelak mampu membuka ruang hati untuk menyambut kebahagiaan yang sudah ditakdirkan untuknya.

Share :

Baca Juga

Global Literasi

Kyojuro Rengoku, Sang Pemegang Teguh Komitmen

Global Literasi

Kalut, Siasat, dan Peluru yang Direbut

Global Literasi

Surat untuk Rara (Cerita Pendek)

Global Literasi

Irin (Cerita Pendek)

Global Literasi

Menerapkan Program Peer Counseling Online dan Intervensi Pencegahan: Peran Mahasiswa dalam Membangun Ketahanan Mental di Era Society 5.0

Global Literasi

Resensi Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye

Global Literasi

Sinyo

Global Literasi

Sampai Merayu