Home / Sejarah

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:00 WIB

Jarang Orang Tahu, Angklung Pernah Tampil 69 Tahun Silam di Acara Konferensi Asia Afrika

User comments

User comments

SMKAA-Saat ini kita hanya mengenal Angklung sebagai alat musik Sunda yang sering dimainkan pada saat acara tertentu. Namun, siapa sangka Angklung pernah jadi alat musik yang pernah ditampilkan pada saat berlangsungnya Konperensi Asia Afrika 1955.

Menurut Britannica, Angklung adalah alat musik multitonal yang berkembang dari masyarakat Sunda. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung pun suaranya memiliki perbedaan pada saat digoyangkan sesuai dengan ukuran dan bentuk.

Sementara itu mengutip Gramediablog  disebut hal utama yang berkaitan dengan suara dari alat musik angklung ialah tabung bambunya. Kita hanya perlu menggoyangkan angklung untuk memainkannya karena goyangan dari kita akan menimbulkan nada.

Tabung bambu akan “dipukul” dan menghasilkan suara saat seseorang mengguncang instrumen ini. Saat angklung diguncangkan secara terus-menerus, kesan tabung bambu yang dipukul tak akan cepat-cepat hilang. Pada angklung yang diameternya lebih besar atau seperti alat musik bambu lain yang tabungnya dipukul, kesan “pukulan”nya akan hilang seolah bambu ditiup seperti seruling.

Sejarah Angklung

Sejarah Angklungnya sendiri yang mana masih menurut GramediaBlog disebut Sebelum Indonesia mengenal pengaruh Hindu pada kira-kira abad ke-5 Masehi, angklung diyakini sudah ada. Jaap Kunst dalam Music in Java berpendapat, angklung ditemui pula di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan meskipun merupakan alat musik tradisional Jawa Barat.

Tercatat, sejarah penggunaan angklung di Jawa Barat sendiri dimulai pada masa Kerajaan Sunda, yakni pada sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Permainan angklung pada era itu dilakukan demi pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang dari Dewi Sri, yakni Dewi Kesuburan atau Dewi Padi.

baca juga  Pernah Melihat Bangunan Dengan Tulisan Swarha di Alun-Alun Bandung Ini Fakta Sejarah Dibaliknya

Selain untuk pemujaan, kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda juga mengungkap bahwa alat musik ini dimainkan untuk memacu semangat prajurit saat peperangan. Meski kegunaannya sangat berbeda dengan saat ini, angklung masih digunakan sebagai alat musik untuk beragam pertunjukan.

Misalnya, pertunjukkan angklung dilakukan oleh Daeng Soetigna, seorang tokoh angklung nasional, pada Perundingan Linggarjati 1946 setelah proklamasi. Saat ini, Daeng sendiri dikenal dengan julukan Bapak Angklung Indonesia yang berhasil menciptakan alat musik itu dengan tangga nada diatonis yang bisa dimainkan dengan harmonis bersama alat musik lainnya. Jadi,Angklung ini memang sudah menjadi alat music terlama di Indonesia.

Lalu, melansir dari Kompas.com disebut kata Angklung sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu angkleung-angkleung. Terdiri dari dua suku kata yaitu angka yang berarti nada dan lung yang berarti pecah. Bunyi pada angklung sendiri dihasilkan oleh adanya benturan pada badan pipa bambu, sehingga dapat menghasilkan suatu bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran.

Baik ukuran yang besar maupun yang kecil. Permainan pada era abad ke-12 sampai ke-16 dilakukan demi pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang merupakan lambang dari Dewi Sri yaitu dewi kesuburan atau dewi padi. Selain untuk pemujaan, kisah yang tercatat dalam Kidung Sunda mengatakan bahwa alat musik ini dimainkan untuk memacu semangat para prajurit saat berperang.

Sebenarnya, banyak ciri-ciri Angklung di Indonesia seperti Angklung Sunda, Angklung Daeng , Angklung Toel ,dan Angklung Pukul. Namun, kita akan membahaskannya Angklung Padaeng disebabkan Angklung inilah yang memerangkan pentas alat musiknya dihadapan para delegasi Konperensi Asia Afrika 1955 itu.

Peran Angklung Dalam Diplomasi

baca juga  Bandung Historical Study Games 2024

Menurut Detikcom, Bapak Daeng selaku intepretasinya  terjun langsung untuk memperkenalkan angklung kepada seluruh delegasi dari negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika di Gedung Merdeka.Momen itu kemudian dikenal sebagai pertunjukan angklung yang pertama kali mendunia. Angklung jadi dikenal sebagai alat musik tradisional dari Indonesia.

“Presiden Soekarno dan pemimpin negara Asia-Afrika yang hadir turut memainkan angklung dengan arahan dari Bapak Daeng. Beliau memimpinpara pemimpin dunia dengan menjadi kondaktur yang memberi kode tangga nada pada permainan angklung. Pada momen bersejarah itu,angklung menyatukan para pemimpin negara peserta dan menciptakan perdamaian melalui kerja sama yang kompak,” ujar dari Direktur Mang Udjo.

Angklung menjadi simbol persatuan dan kesatuan negara-negara peserta Konferensi Asia-Afrika. Hingga sekarang, angklung menjadi identik dengan momen bersejarah ini. Angklung tidak bisa dipisahkan Daeng Soetigna dari Konferensi Asia-Afrika.Lalu, menurut Jurnal Asep Nugraha yang berjudul Angklung Tradisional Sunda: Intagible, Cultural Heritage of Humanity, Penerapannya dan Pengkontribusiannya Terhadap Kelahiran Angklung Indonesia disebut sebagai karya yang di luar ekspektasi. Daenf Soetigna pada awalnya menciptakan angklung diatonis, tetapi berdampak luar biasa. Semenjak Angklung ciptaannya dipertunjukkan di hadapan tamu asing peserta Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka Bandung.

Nama ‘Daeng Soetigna’ menjadi ‘besar’. Konsekwensi logis yang harus diterima adalah kesibukan melayani tawaran mengisi acara kesenian bersifat pribadi maupun kenegaraan. Prestasi Soetigna itu dibalas dengan beasiswa untuk belajar di Colombo Plan Australia pada tahun 1955-1956.

Jadi, Angklung memiliki banyak sekali peran dalam diplomasi dan saat ini Angklung menjadi warisan Dunia serta pada saat acara Asian African Festival 2024 , Angklung sempat dimainkan pada Delegasi pada saat acara Jamuan Morning Coffee.

Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus

Editor: JT/ Muhamad Iqbal Alhilal

Share :

Baca Juga

Sejarah

Tragedi Kashmir Princess: Serangan Terhadap Diplomasi China dalam Konferensi Asia Afrika

Sejarah

Perjalanan Sejarah Gedung Dwi Warna Dari Masa ke Masa

Sejarah

Wisata Kuliner Nusantara Orang Eropa di Masa Kolonial

Sejarah

Federasi Afrika Tengah, Satu-Satunya Negara Yang Tidak Ikut KAA 1955

Berita

Arti dan Makna Penting Dasasila Bandung Hasil Komunike Akhir KAA 1955

Sejarah

Selain Jadi Tempat Menginapnya Delegasi KAA, Hotel Preanger Ternyata Pernah Kedatangan Charlie Chaplin dan Amelia Earthart Lho

Berita

{That Country No Longer Exist} British Cyprus, Salah Satu Negara Peserta KAA 1955 Yang Hilang Di Peta

Berita

Selain KAA Sebagai Perjuangan Perdamaian,Ternyata Ada Festival Filmnya