SMKAA-“Every intelligent child, on first seeing the map, must have asked his teacher why the road to India was not across the Isthmus of Suez”
Tulisan di atas dikutip dari buku karya Monsieur Ferdinand de Lesseps, orang dibalik pembangunan Suez Canal atau yang biasa kita sebut dengan Terusan Suez. Terusan sepanjang 193 km ini membentang dari utara ke selatan Mesir, memanjang dari kota Port Said di tepi Laut Tengah hingga kota Suez di tepi Laut Merah. Terusan Suez adalah jalur pelayaran yang memisahkan antara Benua Asia dan Afrika sekaligus menghubungkan Eropa dengan Asia dan kawasan Timur Tengah.
Setiap tahun, ribuan kapal menyeberangi Terusan Suez, baik dari daerah utara maupun selatan dengan membawa berbagai macam muatan, komoditi dan keperluan lainnya. Terusan ini mengubah navigasi dunia dengan memotong jalur laut tanpa harus mengelilingi Afrika dan menjadikannya salah satu jalur laut terpenting dan tersibuk di dunia.
Sejarah Awal Terusan Suez, Benarkah Dibangun oleh Fir’aun?
Pada masa kekuasaan Senusret III, terusan ini digali sebagai penghubung Laut merah dan Sungai Nil dengan tujuan transportasi dan komunikasi. Raja-raja Mesir saat itu menaruh banyak perhatian pada terusan ini, walau pada akhirnya gagal karena tidak mampu menghubungkannya pada Laut Merah. Pada masa Ptolemeus II, saluran-saluran kecil yang tidak bisa dilayari, digali lewat Bitter Lake dan akhirnya terhubunglah dengan Laut Merah.
Saat kepemimpinan Romawi sekitar tahun 98 M, terusan ini yang mereka sebut Terusan Trojan terus digali untuk tujuan perdagangan. Namun, terusan ini diabaikan hingga mengalami pengendapan pasir di masa kepemimpinan Bizantium sekitar tahun 400 M, menyebabkan terusan ini tidak bisa dilayari. Akhirnya, di masa Khalifah Abbasiyah terusan ini kembali digali untuk keperluan militer.
Abad ke-18 saat pendudukan Prancis di Mesir, Said Pasha yang pada waktu itu merupakan pimpinan Mesir memberikan kewenangan untuk membangun Terusan Suez dengan bantuan Prancis yang diperkirakan dapat selesai dalam kurun waktu 6 tahun. Perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan Terusan Suez berhak mengoperasikan terusan ini selama 99 tahun setelah pembangunan selesai. Insinyur di balik terusan ini adalah orang berkebangsaan Perancis bernama Monsieur Ferdinand de Lesseps.
Pembangunan dimulai pada 1856 dan para petani direkrut untuk menjadi pegawai dalam pembangunan Terusan Suez. Namun dalam perjalanannya, pembangunan Terusan Suez selesai dalam 10 tahun karena beberapa alasan. Penyebaran penyakit atau epidemi kolera pada 1865 dan perubahan iklim menjadi alasan kuat tertundanya pembangunan ini. Pembangunan akhirnya selesai pada 17 November 1869 dan resmi dibuka untuk pelayanan internasional.
Nasionalisasi Terusan Suez dan Hasil Kesepakatan
Saat Mesir di bawah kepemimpinan Gamal Abdel Nasser, ia menyatakan nasionalisasi Terusan Suez pada 1956. Ini adalah bentuk protesnya terhadap penolakan pembiayaan proyek Bendungan Aswan oleh Inggris dan Prancis sebagai pemberi keuangan utama. Ini membuat Inggris dan Prancis sebagai pihak pemegang saham murka, mengingat Terusan Suez menjadi jalur perekonomian yang signifikan, terutama bagi negara Eropa. Belum lagi dengan Konvensi Konstantinopel pada 1888, Terusan Suez yang dibangun atas kerja sama Mesir dan Perancis ini menjadi kawasan netral yang bisa dilewati siapa pun. Serangan terhadap Mesir oleh Inggris & Prancis serta sekutu mereka, Israel, tak bisa dihindari.
Invasi Inggris dan Prancis ke Mesir dianggap ceroboh dan mengundang kritik dari seluruh dunia. Dewan Keamanan PBB pun turun tangan sebagai penengah dan mengeluarkan peringatan pemberhentian invasi. Pasukan Israel sebagai sekutu terpaksa mundur ketika pasukan PBB tiba di Mesir dan mengakhiri perang yang berlangsung selama satu minggu itu. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat membuat poin perencanaan yang berisi bahwa Konvensi Konstantinopel pada 1888 harus dilakukan oleh semua negara, kanal akan dibuka untuk semua kapal, serta tidak ada dominasi satu pihak. Pembagian keuntungan juga harus dibagi sesuai kepemilikan saham di Suez Canal Company.
Dengan adanya nasionalisasi Terusan Suez ini, orang-orang percaya bahwa ini adalah akhir monarki dan ikut campurnya Inggris dalam pemerintahan Mesir, menjadikan dimulainya era Republik Mesir. Pembangunan Bendungan Aswan pun berhasil dilakukan dengan uang keuntungan dari Terusan Suez dan dana dari Uni Soviet. Sampai saat ini, Terusan Suez masih digunakan sebagai kanal penghubung dan menjadi salah satu jalur perdagangan krusial di dunia.
SUMBER
De Lesseps, Ferdinand. (1994). The History of the Suez Canal: A Personal Narrative by Monsieur Ferdinand de Lesseps. University of Minnesota.
B. Fisher, William. (2024). Suez Canal. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/topic/Suez-Canal
Suez Canal Authority: Historical Evolution. https://www.suezcanal.gov.eg/English/About/SuezCanal/Pages/CanalHistory.aspx
Kaslam, dkk. (2024). Terusan Suez sebagai Pilar Geopolitik dan Ekonomi Mesir di Kancah Internasional. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Bilqis, Hikmatul. (2019). Kebijakan Gamal Abdul Nasser Tentang Nasionalisasi Terusan Suez Dan Dampaknya Terhadap Negara Mesir. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis: Ghinaa Khania
Editor: Euis Siti Sopiah