SMKAA-Pada tahun 1955, banyak negara-negara di Asia Afrika yang datang ke Bandung untuk menghadiri Konferensi Asia Afrika yang bertujuan untuk menggerakkan semangat perjuangan dan perdamaian di Asia maupun Afrika. Tapi, sekarang mau membahas tentang negara-negara KAA yang sudah bubar dan salah satunya Vietnam Selatan. Untuk selengkapnya bisa dibaca dibawah ini.
Latar Belakang
Dilansir dari Negara-Negara Peserta Konferensi Asia Afrika(1957), setelah perang dunia kedua itu Vietnam langsung mendeklarasikan kemerdekaan dibawah Pemerintahan Komunis. Sayangnya, Perancis enggan mengakui negara itu karena menganggap kalau negara Vietnam atau Republik Demokratik Vietnam(DRV) adalah negara yang illegal dan wilayah Vietnam sendiri tetap masih dibawah Perancis sesuai dengan perjanjian damai Sekutu kalau wilayah-wilayah yang diinvasi oleh Blok Poros sebelumnya akan dikembalikan ke negara penjajah. Jadi, dapat digambarkan kalau Vietnam sama halnya dengan Indonesia ketika merdeka tidak diakui oleh negara penjajahnya. Dilansir dari Tirto.id, semenjak dideklarasikan kemerdekaanya. Perancis tidak mau mengakui adanya negara baru Vietnam. Terjadilah bentrokan senjata antara milisi Viet Minh dengan tentara Prancis yang dikenal August Revolution. Meskipun,Perundingan sempat berkali-kali digelar, tetapi kedua kubu tetap berseteru.
Tidak ada titik temu karena Viet Minh menghendaki penyatuan Vietnam di bawah DRV, di sisi lain Perancis bersikeras terhadap Cochincina (Cikal bakal wilayah Vietnam Selatan) menjadi negara tersendiri. Prancis yang kembali merebut sebagian Vietnam, Laos, dan Kamboja juga meminta DRV berada di bawah Perancis. Perjuangannya pun terus terjadi hingga adanya Konferensi Jenewa yang mengakhiri perang Vietnam. Dilansir juga dari Britannica, Setelah Perang Dunia ini negara sekutu seperti Tiongkok dan Perancis mengambil alih Indochina meskipun Vietnam sendiri mendeklarasikan negaranya merdeka. Perancis mengetahui adanya negara itu yang menyebabkan terjadinya perang antara Vietnam dengan mereka dan sedangkan Tiongkok menarik diri pasukannya dari Vietnam.Sebenarnya kemerdekaan ini didukung oleh semua faksi baik yang Komunis yang diwakili partai komunis Vietnam dan beberapa partai nasionalis kanan Vietnam lainnya termasuk sang kaisar Bao Dai.
Sayangnya selama revolusi itu Ketika Perancis menawarkan ke Bao Dai dan faksi kanan lainnya yaitu kalau mereka mau mengikuti keinginan Perancis salah satunya meninggalkan negara Vietnam bentukan komunis, maka mereka akan diberikan kesempatan membentuk negara baru dibawah pemerintahan yang monarki konstitusional. Pada akhirnya Bao Dai dan faksi kanannya tergoda dengan tawaran itu dan mereka akhirnya bersepakat bahwa mereka meninggalkan Hanoi dan menetap di Saigon. Sehingga, mereka mendirikan negara Vietnam Selatan dibawah pemerintahan Demokratis. Tapi, meskipun mereka negara merdeka tetap masih dibawah kendali Perancis sampai tahun 1954 ketika terjadinya Konferensi Jenewa yang akhirnya Vietnam Selatan menjadi sepenuhnya negara sendiri. Dilansir dari Ensiklopedia, Untuk mengurangi pengaruh pemimpin Việt Minh di Vietnam, penguasa Prancis di Indochina mendukung kembalinya kekuasaan Bảo Đại yaitu dengan mendirikan negara boneka di Vietnam . Bao Dai secara sukarela turun takhta pada tanggal 25 Agustus 1945 setelah jatuhnya Kekaisaran Vietnam yang berumur pendek dan menjadi negara bonekanya Jepang saat itu.
Pada tanggal 05 Juni 1948, Dengan adanya Perjanjian Teluk Halong (Accords de la baie d’Along), Perancis merencanakan pembentukan pemerintahan Vietnam yang bersatu menggantikan pemerintahan Tonkin (Vietnam Utara) dan Annam (Vietnam Tengah) dibawah Perancis dan Federasi Indochina yang saat itu mencakup Kerajaan Laos,Kerajaan Kamboja dan Cochinchina.Tapi,Cochinchinamempunyai status yang berbeda terkhusus secara koloni Perancis dimana ketika ada rencana penyatuan kembali dengan wilayah Vietnam lainnya harus disetujui oleh DPRnya Cochinchina, dan setelahnya oleh DPRnya Perancis. Selama masa transisi, Negara Vietnam Selatan yang terbentuk pemerintahan pusat Sementara diproklamasikan dan Nguyễn Văn Xuân ditunjuk sebagai presidennya.
Tapi, Tonkin telah mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam yang bernama Republik Demokratik Vietnam dan menguasai hampir seluruh wilayah Vietnam sejak 2 September 1945.Selain itu, Mereka sempat mengadakan Pemilu di tahun 1946 secara resmi menjadi perwakilan konstitusional Vietnam dan dimenangkan oleh Partai Komunis Vietnam. Perancis karena melihat ada negara yang dipimpin komunis inilah yang terjadinya peperangan antara Vietnam dan Perancis. Di sisi lain, Perancis pun mau membentuk Pemerintahan di wilayah Vietnam yang Demokratis dan masih ada kendali mereka. Sehingga, diwacanakan untuk penyatuan beberapa wilayah Vietnam di Indochina seperti Annam dan Cochinchina menjadi satu negara yang bernama Negara Vietnam (State of Vietnam). Tapi, wilayah Tonkin dimasukkan juga ke penyatuan ini meskipun Tonkin sudah menjadi negara sendiri dan disayangkannya RDV tidak dianggap sebagai negara melainkan Pemberontakan di Vietnam.Sehingga, mereka tidak menerima klaim itu dan berperang sampai akhirnya mereka diakui oleh Dunia melalui Konferensi Jenewa.
Seiring berjalannya waktu, Vietnam Selatan mengikuti Konferensi Asia Afrika pada tanggal 18-24 April 1955 meskipun Vietnam Utara sendiri mengikuti acaranya. Setelah Konferensi Asia Afrika, Vietnam Selatan mengadakan referendum dimana tujuannya untuk menentukan sistem negara antara Republik atau Monarki.Referendum inipun sekaligus untuk menggulingkan Sang Kaisar Bao Dai dari kursi Pemerintahannya dan digantikan oleh Ngo Dinh Diem yang akhirnya menjadi Presiden pertama Vietnam Selatan.
Referendum 1955 Dan Bubarnya Republik
Dilansir dari Vietnam War,Pada tanggal 7 Juli 1955, setelah pelantikannya sebagai perdana menteri, Ngo Dinh Diệm mengumumkan bahwa referendum nasional akan diadakan untuk menentukan masa depan Vietnam Selatan. Pada tanggal 16 Juli 1955, Diệm mengumumkan secara terbuka niatnya untuk tidak ikut serta dalam pemilihan umum reunifikasi dimana pada saat Konferensi Jenewa direncanakan akan adanya pemilu. Ngo Dinh Diem mengatakan : “Kami tidak akan terikat oleh perjanjian yang ditandatangani melawan keinginan rakyat Vietnam.”
Diệm berpendapat bahwa Komunis tidak akan pernah mengizinkan pemilu di wilayah utara, jadi Vietnam Selatan harus berjuang sendiri dan mendirikan negara non-Komunis yang terpisah.Hal ini digaungkan oleh pers Saigon, yang memuat artikel-artikel yang mengecam pemilu komunis sebagai sesuatu yang kacau, curang, dan tidak berarti.Pada saat itu, separuh wilayah utara Vietnam memiliki populasi yang lebih besar daripada wilayah selatan. Sebulan sebelumnya, Perdana Menteri Vietnam Utara Phạm Văn Đồng menulis surat kepada Saigon untuk meminta dimulainya negosiasi mengenai rincian khusus pemilu itu. Sementara Amerika senang menghindari pemilu karena takut kemenangan komunis, mereka berharap Diệm akan memasuki dialog mengenai masalah perencanaan dan menunggu Vietnam Utara menolak usulan itu, dan dengan demikian menggunakannya untuk menyalahkan komunis karena melanggar perjanjian Konferensi Jenewa. Sebelumnya, Amerika telah menyarankan Diệm, yang telah bertindak menentang Bảo Đại, bahwa bantuan lanjutan bergantung pada Diệm yang membangun dasar hukum untuk merebut kekuasaan kepala negara.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya referendum dimenangkan oleh Republik yang membuat Vietnam Selatan diubah status negara menjadi Republik pada 26 Oktober 1955 dan disinilah awal mula berjalannya pemerintahan republik.
Saat Ngo Dinh Diem menjabat sebagai Presiden, banyak kebijakan-kebijakan yang kontroversial seperti membantai kaum komunis di Vietnam Selatan, Tidak boleh mengibarkan bendera agama Buddha, Kuil ditutup,menindas Masyarakat kecil yang tidak bersalah, penangkapan Jurnalis,dan lainnya yang membuat pemerintahan Diem dianggap sebagai diktator dan boneka negara barat. Dilansir dari buku Pembebasan rakyat Vietnam Selatan karya John Auxwell seorang wartawan Australia, parahnya ketika Diem menjabat dimana salah satu yang membuat beliau kaget dengan negara itu adalah Bioskop dipisah mana untuk orang Amerika dan orang Vietnam.Lalu,ada satu cerita dimana ketika sedang penelusuran dan ketika sedang mampir dirumah makan milik orang Vietnam, tiba-tiba datang tentara Vietnam Selatan dan menangkap sambil menyiksa orang itu yang dituduh sebagai simpatisan Viet Cong.
Tapi setelah disiksa, ternyata orangnya sendiri juga tidak tahu mengapa tiba-tiba disiksa dan dituduh Viet Cong.Seiring berjalannya waktu, Pemerintahan Diem pun dikudeta oleh militer yang dipimpin Duong Van Minh tahun 1963. Sayangnya setelah kudeta, ternyata Vietnam Selatan menjadi lemah dalam berbagai hal termasuk perlawan ke Vietnam Utara dan juga Vietnam Selatan sendiri mengalami beberapa kali kudeta seperti tahun 1964 bulan Januari, September dan Desember, dan 1965.Setelahnya, Vietnam Selatan diadakan pemilu kedua di tahun 1967 yang dimenangkan oleh Nguyen Van Thieu sampai akhirnya negara Vietnam Selatan bubar dan Bersatu dengan Vietnam Utara di tahun 1975. Fakta unik yang belum tersampaikan dimana dilansir dari BBC, kalau Vietnam Selatan sendiri hampir saja putus hubungan dengan Amerika dimana saat Presiden Vietsel waktu itu Nguyen Khanh marah sekali dengan Amerika dikarenakan dikira kudeta 1963 adalah kemenangan bagi mereka.Ternyata, hanya tipu muslihat ke mereka. Sehingga, Nguyen Khanh bersama Nguyen Van Thieu datang ke Duta Besar Amerika untuk menyampaikan protes bahwa mereka mengancam akan memutus hubungan dengannya. Tapi, Dubes Amerika menertawakan mereka dengan mengatakan:
“Hahaha, silahkan saja kalau mau, tapi kalian akan menyesal”
Setelah mendengar perkataan itu Nyugen Khanh keluar dari Gedung itu dan keesokan harinya datang Kembali bersama beberapa Jenderal Vietnam lainnya untuk meminta maaf ke Amerika melalui Duta Besarnya.Sehingga,Amerika pun memaafkannya dan mereka dibantu lagi dalam perang Vietnam.
(Bendera Vietnam Selatan)
(Lagu Kebangsaan Vietnam Selatan (Tiếng Gọi Công Dân))
Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus
Editor: JT/Cellinda Utami Koesuwandani dan Friska Damayanti