Home / Berita

Jumat, 19 Juli 2024 - 15:04 WIB

The 8th Indonesia-Austria Interfaith and Intercultural Dialogue (IAIID-8): Menyerukan Solidaritas dan Toleransi Lintas Agama

SMKAA-Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) tmengadakan acara diskusi yang membahaskan tentang kebudayaan, toleransi,dan lainnya yang menyangkut dengan solidaritas di Kota Bandung, Senin 8 Juli 2024.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury menyerukan pentingnya toleransi dan solidaritas dalam mengatasi berbagai tantangan global. Tanpa keduanya, tantangan-tantangan yang ada akan sulit dihadapi.

“Hanya dengan toleransi, solidaritas, dan mengatasi perbedaan, kita akan mampu menghadapi tantangan dan mencapai pembangunan berkelanjutan bagi semua,Indonesia itu memang sangat berbeda. Tapi karena perbedaan itu seharusnya menjadi penguat bagi kita ” ucap Wamenlu.

Selama acara berlangsung, banyak anggota Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (SMKAA) beserta beberapa komunitas yang mengikuti acara tersebut . Menurut Almahikha Putri Sabina sebagai salah satu anggota SMKAA acara menyebut dengan adanya acara ini kita bisa mempelajari adanya toleransi dan bisa bertemu pegiat-pegiat yang ternyata punya perhatian khusus tertentu dan salah satu contohnya ada yang memerhatikan pada tidak kelompok yang marginal atau contoh lain ada dari salah satu narasumber yakni Mrs. Eliff.

baca juga  Fellowship SMKAA 2023 Usung Tema Utilizing Potential in Diversity

Selain itu, beberapa universitas diundang di acara tersebut yang tentunya membahas bidang masing-masing seperti ada yang mendiskusikan Keislaman dan lainnya. Sehingga, dialog ini pun menjadi pembahasan juga tentang lintas agama dan pembahasannya ini menggunakan berbahasa Inggris disebabkan ada narasumber/tamu yang berasal dari luar negeri yakni Austria.

Mengutip dari Tempo.com, Pahala Mansury menyampaikan tiga tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini. Pertama, fragmentasi dan perpecahan yang ditandai dengan ketegangan geopolitik antar negara dan rendahnya toleransi sosial dalam masyarakat. Permasalahan kedua adalah perubahan demografi, yaitu transformasi dan kesenjangan digital, dimana sepertiga penduduk dunia masih belum menikmati akses internet.

Tantangan-tantangan ini semakin meningkatkan kesenjangan dan kesenjangan antar negara dan komunitas, serta mempersulit penyelesaian permasalahan global, termasuk perubahan iklim dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Demi mengatasi tantangan ini, wakil menteri menyarankan dua pendekatan. Saran pertama adalah mengarusutamakan nilai-nilai toleransi dan solidaritas universal yang terkandung dalam seluruh ajaran agama, kepercayaan, dan budaya.

baca juga  Apartheid, Peristiwa Supremasi  Kulit Putih di Benua Afrika

Dalam konteks hubungan sosial, hal ini berarti menghormati semua agama, kepercayaan, dan budaya. Selain itu, solidaritas juga perlu ditanamkan, termasuk dalam penanganan perubahan iklim dan memastikan tercapainya SDGs untuk semua.Saran kedua adalah mengatasi ujaran kebencian dan misinformasi.

Dalam hal ini, Pahala menekankan peran tokoh agama dan masyarakat sangat penting dalam mendorong dan menjaga pemahaman antar agama dan budaya melalui dialog.Lalu, menurut Kemenag.co.id menyebut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam), Kemenag, Kamaruddin Amin mengungkapkan, lewat moderasi beragama, konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama setiap warga negara. Pemerintah, imbuhnya, berkomitmen untuk memastikan setiap warga negara menikmati hak dan tanggung jawab yang sama tanpa diskriminasi.

Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus

Editor: JT/Muhammad Iqbal Alhilal

Share :

Baca Juga

Berita

SMKAA Gelar Acara Talkshow di Peringatan Hari Disabilitas 2023

Berita

Jamuan Teh Petang Bersama Saksi Sejarah KAA 1955: Muhammad Yamin

Berita

Mengenal Bandung Bersama BHSG 2019

Berita

Media Engagement 2022 MKAA Angkat Tema ‘Pulih Bersama Bangkit Perkasa’

Berita

Menuju Peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika dalam Diskusi Upaya Pelestarian Semangat Bandung

Berita

Diskusi “Protection of Indonesian Citizen Abroad: The Other Side of Indonesian Diplomacy” Bersama Sekdilu Angkatan 41 Kementrian Luar Negeri RI

Berita

Journativist Kembali Pilih Pikiran Rakyat Sebagai Tempat Visit Media 2024

Berita

Klab Journativist Lakukan Kunjungan Visit Museum ke Monpera