Pemanduan Edukator kepada pengunjung, di Ruang Pameran Tetap Museum KAA (12/05/22). Klab Edukator. Dokumentasi Pribadi*Muthia Putri
Adanya kelonggaran PPKM (Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat) dan menurunnya kasus Covid-19 membuat tempat-tempat pariwisata mulai dibuka kembali. Sehingga banyak tempat pariwisata yang mulai dipenuhi pengunjung, baik tempat hiburan, rekreasi keluarga, rekreasi anak dan rekreasi bersejarah, salah satunya seperti : Museum Konperensi Asia Afrika.
Dengan meningkatnya pengunjung museum tentu ini menjadi tantangan baru, terutama bagi edukator. Edukator museum adalah jendela utama masyarakat yang sedang mengunjungi museum. Oleh sebab itu perlu adanya keterampilan khusus untuk mendampingi dan memandu pengunjung, terutama untuk materi yang akan disampaikan. Namun perlu digaris bawahi bukan hanya edukator saja yang harus memahami peristiwa-peristiwa sejarah tersebut, tapi diharapkan seluruh masyarakat pun terutama Sahabat Museum juga harus bisa memahami dan mengetahui sejarah, khususnya sejarah Konferensi Asia Afrika.
Hal ini tentu bukan hal yang mudah, oleh sebab itu ada beberapa tips untuk memahami atau menguasai materi yang akan disampaikan ke pengunjung. Menurut Aqasyah,(Koordinator Klab Edukator Angkatan 12) “ ada banyak tips untuk memahami sejarah tapi kebanyakan kita pakai beberapa yang lebih flexibel dan yang lebih mudah untuk dilakukan seperti : audio visual, diskusi, mendatangi museum dan napak tilas, tips ini sangat diperlukan agar bisa lebih mudah memahami peristiwa sejarah”.
Belajar sejarah memang dikenal membosankan, maka tidak jarang banyak orang yang mengantuk ketika belajar sejarah. Maka perlu adanya cara lain supaya media pembelajarannya menjadi menyenangkan. Adapun cara lain diantaranya;
Perlunya mencari ketertarikan
Sebelum mendalami sebuah peristiwa sejarah perlu adanya ketertarikan. Banyaknya rentetan peristiwa yang terjadi menghasilkan berbagai sisi, baik dari sisi sosial, ekonomi, budaya, politik bahkan dari sisi percintaan pun bisa meninggalkan sejarah, seperti contoh: Taj Mahal di India, yang dibuat untuk mengenang orang yang dicintai. Sebab itu kita perlu mencari, hal apa yang membuat kita tertarik dan mencari hal yang diminati. Adanya ketertarikan ini dapat memunculkan hal yang lain seperti; mencari tahu mengenai tokohnya, latar belakang peristiwa tersebut, mencari filmnya bahkan hingga adanya rasa ingin mengunjungi tempat bersejarah tersebut.
Audio-visual (menonton film atau mendengarkan audio)
Saat ini banyak film dokumenter dan film berlatar belakang sejarah yang disajikan secara menarik. Hal ini dapat kita lihat, baik dari alur cerita, musik, komposisi film, hingga aktornya, membuat peristiwa bersejarah yang ingin kita pelajari menjadi tidak membosankan. Kemudian dengan adanya aplikasi Youtube dan Spotify mempermudah kita untuk bisa belajar dan memahami sejarah, sebab dalam aplikasi tersebut banyak menyediakan informasi serta pembahasan mengenai peristiwa-peristiwa sejarah. Mendengarkan audio visual atau menonton film merupakan salah satu cara yang efektif sebab dengan menonton atau mendengarkan, setidaknya kita bisa lebih membayangkan situasi dan merekonstruksi kondisi saat itu dan bisa lebih memahami alur yang terjadi.
Diskusi
Adanya diskusi, baik sharing mengenai bedah buku, bedah film atau sharing tentang suatu peristiwa sejarah merupakan alternatif juga untuk bisa memahami sejarah. Sebab hal ini bisa menjadi media untuk bertukar pikiran, atau saling mengisi kekosongan serta mengembangkan ide-ide dan pemahaman mengenai peristiwa sejarah yang terjadi saat itu. Adapun media berdiskusi saat ini lebih dipermudah, sebab kita bisa saling berdiskusi melalui aplikasi tanpa harus bertemu seperti Zoom Meeting. Tentu hal ini membawa dampak yang positif, sebab bisa lebih banyak menjangkau secara luas dan bisa memberikan kesempatan mudah bagi siapa saja dan dimana saja untuk bergabung.
Napak tilas jalan ke lokasi bersejarah
Saat ini banyak organisasi atau komunitas yang menyediakan tour atau travelling sambil napak tilas lokasi bersejarah. Dengan adanya fasilitas tersebut kita dapat memanfaatkannya sebagai salah satu media untuk memahami dan belajar sejarah. Karena dengan napak tilas kita bisa melihat gambaran secara nyata lokasi yang berhubungan, meskipun seiring perkembangan zaman banyak juga lokasi-lokasi bersejarah yang sudah berubah posisi bahkan beralih fungsi.
Kemudian napak tilas sejarah ke museum juga bisa menjadi alternatif yang baik, sebab biasanya museum menampilkan koleksi-koleksi dua dimensi maupun 3 dimensi yang kebanyakan terawat dengan baik. Selain itu kita juga bisa melihat penjelasan secara lengkap dalam panel-panel yang ada di museum atau dapat menanyakan langsung ke pemandu yang ada di museum.
Demikianlah beberapa tips yang bisa teman-teman coba untuk mempelajari sejarah. Memang sejarah mempunyai stigma “membosankan” sebab didalamnya terdapat banyak nama, waktu, tanggal dan tempat yang harus diingat. Maka perlunya ada cara atau usaha lain dalam memahami dan belajar sejarah. Yang terpenting adalah harus tetap semangat supaya apa yang dipelajari tidak menjadi hal sesuatu yang membosankan.
Penulis: Muthia Putri ( Klab Edukator)
Editor : Muhamad Iqbal Al Hilal