Gedung Merdeka di Jln Asia Afrika Kota Bandung. Foto: BeritaSatu.com/Andres Fatubun.
Museum Konferensi Asia-Afrika merupakan salah satu tempat paling bersejarah, dimana pada tanggal 18-24 April tahun 1955, berlangsungnya Konferensi bernama Konferensi Asia-Afrika yang digelar sebagai tindak lanjut dari Konferensi Colombo di Sri Lanka dan Konferensi Bogor, satu tahun sebelum Konferensi Asia-Afrika.
Konferensi Asia-Afrika merupakan suatu upaya bangsa-bangsa di kawasan Asia-Afrika untuk lepas dari penjajah dan meraih kemerdekaan. Konferensi yang diadakan di Societiet Concordia (Gedung Merdeka), pada faktanya tidak sepenuhnya diadakan di sana. Namun, dilaksanakan juga di Gedung Dwi Warna (Museum Perbendaharaan).
Bertujuan sebagai tempat wisata sejarah, Museum KAA didirikan pada tanggal 24 April 1980 oleh Presiden Soeharto atas gagasan Menteri Luar Negeri Indonesia yaitu Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.,LL.M, karena melihat tingginya animo masyarakat untuk berkunjung ke lokasi konferensi tersebut.
Memiliki beberapa ruangan, diantaranya ada ruang pameran tetap, ruang audiovisual, perpustakaan, ruang utama, hingga ruang pembelian cenderamata. Museum yang terletak di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung memang tidak pernah sepi pengunjung selama sebelum pandemi. Mulai dari anak-anak hingga dewasa, mereka bisa berkunjung ke Museum KAA tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
Selain tempat mengabadikan sejarah KAA, sebagai upaya melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasasila Bandung, dibentuklah satu komunitas bernama Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (SMKAA) yang didirikan pada tanggal 11 Februari 2011 dengan tujuan meneruskan dan mengimplementasikan nilai-nilai KAA dan mendekatkan museum dengan masyarakat. Menariknya, SMKAA memiliki 11 klab dengan bidang yang berbeda-beda, yaitu Klub Edukator, Journativist, Heiwa, Abada, Maghribi, Guriang, Esperanto, Young Announcer, Global Literasi dan Cinemaker. Klub-klub tersebut sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan museum KAA sekaligus merupakan tugas pokok mereka sebagai penerus dalam melestarikan nilai-nilai KAA 1955.
Selain kegiatan yang dilakukan oleh Museum Konperensi Asia-Afrika dan Sahabat Museum Konferensi Asia-Afrika. Lembaga pemerintah yaitu Kementerian Luar Negeri selalu menerapkan prinsip bebas aktif dalam segala aspek di luar negeri, sebut saja dalam penyelesaian konflik berbagai negara. Hal ini dibuktikan pada saat terpilihnya kembali Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa pada periode 2019-2020. Kehadiran SMKAA sebagai wadah para generasi muda, tentunya ini memiliki keterkaitan dengan prinsip Kementerian Luar Negeri, yaitu untuk tetap menyalakan semangat Dasasila Bandung yang salah satu butirnya berkonsentrasi pada asas persamaan hak dan hidup berdampingan secara damai.
Namun, akibat pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia pada tahun 2020 lalu, operasional museum KAA mulai terganggu hingga mengakibatkan ditutupnya museum sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untuk mengobati kerinduan para pengunjungnya, museum KAA menyediakan layanan virtual tour selama pandemi yang bisa diakses oleh siapapun, dimana pun dan kapan pun melalui virtual tour.
Selain virtual tour, museum pun seringkali melakukan live di sosial media mereka yang dikemas secara menarik sekaligus memberikan hadiah bagi para penonton yang berhasil menjawab pertanyaan terkait materi yang dibawakan oleh para Edukator Museum Konperensi Asia-Afrika.
Setelah sekian lama Museum KAA ditutup, akhirnya pada akhir tahun 2021, museum kembali dibuka dengan tetap memperhatikan dan menaati protokol kesehatan. Dibukanya kembali Museum KAA menjadi wujud dari adanya pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat di Kota Bandung. Adapun, rencana pembukaan museum pastinya sudah sangat dirindukan oleh para pengunjung setianya. Seperti kita ketahui bersama, bahwa Museum KAA merupakan salah satu museum yang paling banyak di kunjungi di Kota Bandung.
Per tanggal 31 Oktober 2021 lalu, Museum KAA secara resmi dibuka kembali dengan terbatasnya kuota pengunjung dengan waktu kunjungan yang terbagi menjadi 4 sesi, mulai dari pukul 09.00-16.00 setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu.[6] Tatacara berkunjung, sahabat bisa berkunjung setelah melakukan reservasi kunjungan yang bisa di akses pada website museum, yaitu www.asianafricanmuseum.org. Selanjutnya, setelah melakukan pendaftaran, pihak museum akan mengatur jumlah pengunjung dan mengirimkan notifikasi pada email sebagai bukti reservasi. Jika terdapat perubahan jadwal kunjungan, museum akan menginformasikan lebih lanjut. Sebagai bentuk menaati protokol kesehatan, pengujung sudah dipastikan telah menginstal aplikasi Pedulilindungi di smartphone masing-masing.
Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya selama pandemi, gelaran acara Bandung Historical Study Games (BHSG) kembali diadakan secara online dan telah berjalan sukses pada tanggal 5 Juni 2021 lalu. Adapun, pada rangkaian acara peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-66 tahun ini, telah diadakannya salah satu kegiatan berjudul Message Of The World pada bulan April secara langsung dari Gedung Merdeka. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan dari masyarakat dunia yang dibingkai untuk memberikan semangat sekaligus memotivasi agar tetap semangat meski tengah diterpa oleh pandemi.
Semoga Museum Konperensi Asia-Afrika dan Sahabat Museum Konperensi Asia-Afrika tetap bisa menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Dasasila Bandung dan relevansinya masih bisa kita rasakan sampai kapanpun, dan semoga generasi penerus bangsa selanjutnya pun bisa mengambil pelajaran sekaligus evaluasi dari peristiwa besar seperti KAA yang terjadi puluhan tahun silam.
Penulis : Muhammad Iqbal Al-Hilal/Journativist