JT – ‘Museum untuk Semua’ menjadi slogan dalam peringatan HUT 66 tahun KAA (Konferensi Asia Afrika) sekaligus Milangkala Museum KAA ke-41. Peringatan yang dilaksanakan pada Rabu, 28 April 2021 di Gedung Merdeka Bandung menjadi sebuah momentum pertama bagi Museum KAA dalam menerbitkan satu buku sejarah yaitu The Bandung Connection dalam bentuk buku Braille dan Buku Suara (Audiobook).
The Bandung Connection merupakan buku yang ditulis oleh pelaku sejarah KAA, Roeslan Abdulgani, yang berisikan tentang perjalanan Roeslan selama KAA pada tahun 1955 berlangsung. Selain itu, buku tersebut juga menjelaskan proses lahirnya Dasasila Bandung sebagai prinsip dalam usaha memajukan perdamaian dan kerjasama dunia.
Kepala Museum KAA Dahlia Kusuma Dewi dalam sambutannya mempertegas komitmen MKAA (Museum Konperensi Asia Afrika) sebagai museum yang terbuka bagi semua kalangan untuk belajar dan berkarya, tidak terkecuali masyarakat disabilitas. Dengan tema yang dibawa yaitu Humanity and Solidarity, MKAA memastikan bahwa semua orang setara untuk mendapatkan akses dan edukasi di museum.
“Museum untuk semua merupakan wujud dari semangat kemanusian dimana kita semua adalah setara dan memiliki hak yang sama dalam setiap ruang kehidupan yang kita jalani, dan wujud dari solidaritas dimana kita saling bahu membahu maju Bersama tanpa membedakan satu dengan yang lainnya.” Ungkapannya.
Dalam launching pertamanya, Museum KAA menyumbangkan buku tersebut kepada BLBI (Balai Literasi Braille Indonesia) Abiyoso dan Yayasan Mata Hati Indonesia supaya teman-teman disabilitas bisa mempelajari sejarah KAA dengan mudah. Buku ini juga sebagai lambang bahwa Museum KAA memfasilitasi semua orang untuk mengenal lebih dalam mengenai sejarah perjalanan KAA.
Selain buku The Bandung Connection, Museum KAA juga meluncurkan sebuah video dokumenter mengenai Empat Dekade Perjalanan Museum KAA bertajuk Museum untuk Semua yang bisa diakses di kanal youtube Museum KAA (https://www.youtube.com/watch?v=6weOeJv29k0). (JT/Zakiyya)