JT – Rangkaian kegiatan BLAA (Bulan Literasi Asia Afrika) kembali dilanjutkan pada Kamis (02/09/21) secara hybrid dan daring. Di hari kedua BLAA, Museum KAA (Konferensi Asia Afrika) mengelar diskusi bedah buku berjudul ‘Tadarus The Bandung Connection‘ karya Pramukti Adhi Bhakti.
Pramukti Adhi Bhakti atau bisa disapa Kang Pram adalah seorang pegiat dari komunitas literasi Asian-African Reading Club dan SMKAA (Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika) sejak akhir tahun 2014. Asian-African Reading Club (AARC) sendiri merupakan salah satu klab yang berada di bawah naungan Museum KAA yang berprinsip dalam menjaga nilai dari Dasasila Bandung. Dikenal sebagai klab tadarus buku, AARC diadakan setiap hari Rabu petang dengan kegiatannya yaitu membaca buku bersama.
Buku ‘Tadarus The Bandung Connection’ ungkap Kang Pram, merupakan buku yang berisi seputar kegiatan-kegiatan tadarus buku di Asia-Afircan Reading Club. Selain itu, Kang Pram menjelaskan bahwa buku tersebut juga berasal dari kumpulan catatannya setiap pertemuan tadarus buku yang berjudul ‘The Bandung Connection‘ Karya Roeslan Abdulgani. Buku yang disebut sebagai buku suci Bandung mengenai sejarah Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
“Saya mengikuti setiap pertemuan tadarus buku karya Roeslan Abdulgani selama 14/15 kali pertemuan, dan saya sendiri selalu membuat catatan disetiap pertemuannya, yang kemudian saya unggah di blog pribadi. Beberapa tahun kemudian, ketika saya membaca kembali catatan tersebut, saya mulai menyusun catatan tersebut sesuai dengan timeline waktu pertemuan tadarus, dan akhirnya jadilah buku ini. Selain catatan juga ada tambahan dari dengan pengalaman-pengalaman lainnya.” Jelasnya ketika ditanyai mengenai asal usul buku tersebut
Lebih lanjut, Kang Pram menyebutkan terdapat dua bagian pada buku ‘Tadarus The Bandung Connection‘. Bagian pertama berjudul Ziarah Ingatan, yang menceritakan pengalaman Kang Pram selama mengikuti tadarus buku ‘The Bandung Connection’ karya Roeslan Abdulgani. Kemudian, bagian kedua berjudul Ziarah Jalanan, yang menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan buku ‘The Bandung Connection’, seperti perayaan HUT KAA setiap tahunnya dan kegiatannya yang berkaitan dengan Bandung dan Konferensi Asia Afrika.
Selain kumpulan catatan dan pengalaman, sisi emosional Kang Pram juga dituangkan pada buku ‘Tadarus The Bandung Connection. “Saya lahir dan besar di Bandung, minum dan makan dari tanah dan air di Bandung, dan saya menghirup udaranya Bandung. Kemudian saya berpikir, kok saya merasa tidak ada kontribusi sama sekali buat Bandung. Maka dari itu, lahirlah buku ini sebagai bentuk kontribusi saya untuk Bandung.” Ujar Kang Pram. (JT/ Zakiyya)