Home / Global Literasi

Jumat, 11 Oktober 2024 - 18:45 WIB

Menerapkan Program Peer Counseling Online dan Intervensi Pencegahan: Peran Mahasiswa dalam Membangun Ketahanan Mental di Era Society 5.0

oleh Ayu Sri Mulyanti

Era Society 5.0 merupakan sebuah konsep masyarakat yang diusulkan oleh pemerintahan Jepang. Konsep ini disusun dalam rencana dasar sains dan teknologi ke-5 oleh dewan sains, teknologi dan inovasi. Jika melihat kembali sejarah manusia, kita dapat mendefinisikan berbagai tahapan masyarakat. Masyarakat 1.0 didefinisikan sebagai kelompok orang yang berburu dan meramu dalam hidup berdampingan secara harmonis dengan alam; masyarakat 2.0 membentuk kelompok-kelompok yang didasarkan pada budidaya pertanian, meningkatkan organisasi dan pembangunan bangsa; masyarakat 3.0 adalah masyarakat yang mendorong industrial melalui revolusi industri, sehingga memungkinkan produksi massal; dan masyarakat 4.0 adalah masyarakat informasi yang mewujudkan peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tak berwujud sebagai jaringan informasi. Sedangkan dalam evolusi ini, masyarakat 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun bedasarkan masyarakat 4.0 dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang berpusat pada manusia yang sejahtera. Masyarakat 5.0 ini adalah masyarakat yang akan memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat tanpa memandang wilayah, usia, jenis kelamin, bahasa dan lain-lainnya, dengan menyediakan barang dan layanan yang diperlukan.

Kunci dari perwujudan masyarakat 5.0 ini adalah perpaduan antara ruang cyber dan dunia nyata (ruang fisik) untuk menghasilkan data yang berkualitas sehingga mampu menciptakan nilai dan solusi baru untuk menyelesaikan berbagai masalah masyarakat. Masyarakat 5.0 merupakan visi masa depan di mana teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi secara mulus dengan dunia nyata untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Perpaduan ruang cyber dan dunia nyata dalam society 5.0 ini dapat diwujudkan melalui berbagai teknologi seperti internet of things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), dan juga Robootics.

di mana teknologi informasi dan komunikasi menjadi pusat kehidupan, membawa banyak perubahan dan peluang baru. Namun, di balik gemerlapnya kemajuan teknologi, terdapat pula tantangan yang tak kalah penting, yaitu kesehatan mental.

baca juga  Open Recruitment Anggota Baru SMKAA 2021

Kesehatan mental menjadi isu krusial di era ini, terutama bagi generasi muda seperti mahasiswa. Beban akademik, tekanan sosial, dan ketidakpastian masa depan menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental pada mahasiswa. Kesehatan mental telah menjelma menjadi isu global yang semakin mendesak, terutama di kalangan generasi muda. Mahasiswa, sebagai kelompok yang sedang dalam proses transisi menuju masa dewasa, menjadi salah satu kelompok yang paling rentan mengalami masalah kesehatan mental. Beban akademik yang semakin berat, tuntutan untuk berprestasi, tekanan sosial media, serta ketidakpastian masa depan menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan dapat memicu berbagai gangguan mental. Persaingan yang ketat dalam dunia pendidikan tinggi mendorong mahasiswa untuk terus berpacu mengejar prestasi akademik yang tinggi. Beban tugas kuliah yang menumpuk, tenggat waktu yang ketat, dan ekspektasi yang tinggi dari orang tua maupun diri sendiri dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi.

Selai itu era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi. Media sosial yang marak saat ini seringkali menyajikan gambaran kehidupan yang sempurna dan tidak realistis. Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat memicu perasaan rendah diri, iri hati, dan kesepian.

Dalam menghadapi situasi ini, program peer counselling online dan intervensi pencegahan menjadi strategi penting untuk membangun ketahanan mental di era Society 5.0. Mahasiswa, sebagai agen perubahan sosial, memiliki peran penting dalam menerapkan program-program tersebut dan membangun komunitas yang suportif dan berkelanjutan.

Peer counseling online atau dukungan antar teman sebaya merupakan program yang melibatkan mahasiswa dalam memberikan dukungan emosional dan praktis kepada sesama mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental. Program ini dapat membantu mahasiswa untuk merasa lebih terhubung, dipahami, dan didukung, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kesejahteraan mental mereka.

baca juga  Colenak Murdi Putra: Sajian Perhelatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955

Intervensi pencegahan, di sisi lain, berfokus pada upaya untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan mental sejak dini. Intervensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti edukasi tentang kesehatan mental, pengembangan keterampilan coping, dan promosi gaya hidup sehat.

Penerapan program peer counseling online dan intervensi pencegahan memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental: Program ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami apa itu kesehatan mental, tanda- tanda masalah kesehatan mental, dan cara mencari bantuan.
  • Mengurangi stigma terhadap kesehatan mental: Peer counseling online dapat membantu menormalkan perbincangan tentang kesehatan mental dan mengurangi rasa malu atau takut untuk mencari bantuan.
  • Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental: Program ini dapat membantu menghubungkan mahasiswa dengan layanan kesehatan mental yang tersedia di kampus dan komunitas.
  • Membangun ketahanan mental: Peer counseling online dan intervensi pencegahan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan coping yang efektif dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap stres dan tantangan hidup.

Sehingga dengan hal tersebut Mahasiswa memiliki peran penting dalam membangun ketahanan mental di era Society 5.0 melalui penerapan program peer counseling online dan intervensi pencegahan. Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan kepedulian, mahasiswa dapat membangun komunitas yang suportif dan berkelanjutan, membantu sesama mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental, dan mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi kesehatan mental di era Society 5.0.

Share :

Baca Juga

Global Literasi

Resensi Novel “Jika Lukamu Sedalam Laut: Ikhlasmu Harus Seluas Langit”

Global Literasi

Irin (Cerita Pendek)

Global Literasi

Ulasan Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

Global Literasi

Resensi Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye

Global Literasi

Konferensi Asia-Afrika dan Diplomasi Kebudayaan Indonesia

Abada

Usung Tema Ignite Youth Passion, Mukadimah SMKAA 2023 Berlangsung Dengan Sukses

Global Literasi

Kota Praja

Global Literasi

Resensi Film Doea Tanda Cinta