SMKAA-Sobat, Kalian pernah kepikir ada tidak pelaksanaan Konferensi Asia- Afrika (KAA) itu selain di Gedung Merdeka? Nah,jawabannya ada Sobat, dimana pelaksanaan ketiga Sidang KAA seperti Sidang Komite Politik,Komite Ekonomi,dan Kebudayaan. Tujuannya, agar permasalahan di dunia seperti perang dingin dan lainnya dapat diselesaikan dengan beberapa solusi yang dirunding.
Sebagai tambahan, Gedung ini pun pernah menjadi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Barat ( DPR Jabar) dan setelah KAA pun gedung ini difungsikan Kantor Pusat Pembayaran Pensiunan (KP3), lalu Kantor Pusat Administrasi Belanja Pegawai dan Pensiun (KPABPP), lalu menjadi Subdirektorat Pengumpulan Data (SDPD) kemudian menjadi Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran (PPDIA) sampai tahun 2001. Saat ini, gedung tersebut dipergunakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat.
Tapi, disini hanya diceritakan tentang sejarah gedungnya dan peristiwa KAA ya Sobat. Gedung ini namanya Dwi Warna yang dimana menjadi saksi sejarah peristiwa terbentuknya gerakan perdamaian serta menghasilkan beberapa Komite yang akan mempengaruhi hasil Konferensi itu sendiri. Langsung saja Sobat, mari kita membaca bersama-sama.
LATAR BELAKANG GEDUNG DWI WARNA
Gedung Dwi Warna didirikan pada tahun 1940 yang mana dibawah secara langsung oleh pengawasan Technische Dienst voor Stadgeemente Bandoeng. Bangunan tersebut tujuannya sebagai tempat dana pensiun di seluruh Indonesia, dengan nama gedungnya yakni Gedung Dana Pensiun. Gedung tersebut diarsitekkan oleh salah satu Arsitek Bandung G.Hendrik .Lalu, menurut Kebudayaan.Kemendikbud.go.id mengatakan bahwa pada saat Penjajahan Jepang dimulai, Gedung tersebut berubah namanya menjadi Kempeitai dan pada saat pendudukan Belanda difungsikan juga sebagai Gedung “Recomba”.
Lalu, setelah Kemerdekaan Indonesia, Gedung ini akhirnya difungsikan sebagai tempat penyelengaraan Konferensi Asia Afrika dan adanya pengubahan nama yakni “ Dwi Warna” yang mengartikan dua warna. Selain itu, setelah Konferensi pun digunakan juga sebagai tempat Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Barat dan beberapa Konferensi besar selain Konferensi Asia Afrika hingga sampai menjadi Museum Perbendaharaan.
PERAN GEDUNG DWI WARNA PADA SAAT KONFERENSI ASIA AFRIKA
Setelah sidang Pleno 1 dan 2 di Gedung Merdeka, maka pada tanggal 20-24 April 1955 telah dilaksanakannya beberapa sidang Komite seperti Sidang Komite Politik,Ekonomi,dan Kebudayaan yang dipimpin oleh:
1.Komite Politik: Ali Sastroamidjojo(Perdana Menteri 1953-1955/Ketua Konferensi Asia Afrika/Ketua Komite Politik)
2.Komite Ekonomi: Rooseno(Menteri Perekonomian Indonesia 1954-1955/Ketua Komite Ekonomi)
3.Komite Kebudayaan: Muhammad Yamin(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan/Ketua Komite Kebudayaan).
Diantara nya bertujuan agar terciptanya perdamaian dunia,kerjasama internasional,kerjasama ekonomi,dan menjaga kebudayaan antar negara. Namun, bukan berarti semua ini berjalan lancar disebabkan menurut Sumber Museum Konferensi Asia Afrika disebut dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga sebelumnya. Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite Politik.
Perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara Negara-negara Asia Afrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang relatif panas.Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi dan kekeluargaan di antara peserta konferensi, maka jalan buntu selalu dapat dihindari dan pertemuan yang berlarut-larut dapat diakhiri.
Setelah melalui sidang-sidang yang menegangkan dan melelahkan selama satu minggu, pada pukul 19.00 WIB. (terlambat dari yang direncanakan) tanggal 24 April 1955, Sidang Umum terakhir Konferensi Asia Afrika dibuka. Dalam Sidang Umum itu dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Konferensi rumusan pernyataan dari tiap-tiap panitia (komite) sebagai hasil konferensi. Sidang Umum menyetujui seluruh pernyataan tersebut, kemudian sidang dilanjutkan dengan pidato sambutan para ketua delegasi.
Usai penyampaian pidato selanjutnya, Ketua Konferensi menyampaikan pidato penutupan dan menyatakan bahwa Konferensi Asia Afrika ditutup. Maka, dapat dipastikan bahwa pada saat membahaskan tentang Politik yang mana terdiri dari berbagai negara serta Ideologi yang berbeda membuat adanya perbedaan pandangan serta sikap diantara negara-negara tersebut hingga akhirnya dapat diselesaikan.
Sebagai tambahan, selama Konferensi Asia Afrika berlangsung, terdapat beberapa ruangan yang khusus untuk para delegasi seperti Vietnam Utara,India,Tiongkok,dan negara lainnya yang memiliki ruangannya sendiri.
SUASANA SIDANG POLITIK
Menurut The Bandung Connection, bahwa pada saat sidang Komite Politik, Pakistan serta beberapa negara lainnya sangat mengkhawatirkan tentang gerakan Komunisme di Asia Afrika ditambah adanya sensi negatif dari Sri Lanka tentang negara Tiongkok yang membuat India sebagai partisipan di sidang tersebut keluar dari forum dengan geramnya kepada kedua negara tersebut. Sehingga, pada saat selesai sidang sempat terjadinya perdebatan antara Delegasi India dengan Sri Lanka . Namun, hal ini dapat direda oleh Ali Sastroamidjojo sehingga membuat sidang tersebut berjalan mulus hingga selesai.
GEDUNG DWI WARNA SAAT INI
Saat ini Gedung Dwi Warna tersebut dijadikan sebagai tempat Museum Perbendaharaan yang mana menceritakan tentang sejarah Dana Pensiun di Indonesia, sejarah mata uang Indonesia, terbentuknya Koperasi di Indonesia hingga beberapa sejarah tentang Konferensi Asia Afrika.
Penulis: Edukator/Senore Arthomy Amadeus
Editor : JT/Muhamad Iqbal Alhilal